blank
penyerahan estafet pemantauan balita stunting dari Ketua IDI Cabang Jepara dr. Edwin Tohaga, Sp.A kepada Puskesmas Bangsri 1 dr Umi Widi Hastuti M.Kes

JEPARA (SUARABARU.ID) – Dari 17 anak Balita Stunting yang menjadi sasaran kegiatan Gerakan Satu Hati IDI Cabang Jepara dan mendapatkan intervensi secara intensif selama 6 bulan berupa makanan tambahan Rp.15.000 X 30 hari X 6 bulan, hanya 1 anak balita yang berhasil dientaskan yaitu Talitha dari Posyandu Sari Rejeki 16 Desa Bangsri. Padahal selain mendapatkan stimulan makanan 3 kali sehari, juga dilakukan pembinaan oleh dokter ahli dan penimbangan 1 bulan sekali.

blank
Kepala Diskominfo Arif Darmawan menyerahkan bingkisan kepada orang tua balita

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua IDI Cabang Jepara dr. Edwin Tohaga, Sp.A saat menyampaikan hasil Gerakan Entaskan Stunting untuk Hidup Sehat yang diselengarakan IDI Cabang Jepara selama 5 bulan mulai tanggal 9 November – 9 Mei 2023.

Sasaran intervensi adalah anak usia maksimal 23 bulan dengan stunting berjumlah 17 anak di wilayah Puskesmas Bangsri 1 dengan rincian sebagai berikut 11 anak dari desa Bangsri, 2 anak desa Banjaran, 3 anak desa Banjar Agung dan 1 anak dari desa Kedung Leper

blank
dr Maria Istanti serahkan buku gizi pada orang tua balita stunting

Disamping itu dr. Edwin Tohaga, Sp.A juga mengungkapkan, secara keseluruhan ada progres pertumbuhan yang baik terhadap 16 anak balita yang menjadi sasaran . “Sebanyak 65,7% dari sangat pendek menjadi pendek serta terdapat perbaikan status BB/U dari sangat kurus menjadi kurus (58,5%),” ujarnya

dr. Edwin Tohaga, Sp.A juga menjelaskan, berdasarkan evaluasi oleh tim terdapat peningkatan status gizi BB/TB dari status gizi buruk menjadi status gizi kurang (52,9%) serta terdapat perbaikan hasil Height for Age Z-score (HAZ) dan Weight for Age Z-score (WAZ) Awalnya sasaran menjauhi garis median menjadi mendekati garis median (76,4%) dan Weight-Height for Age Z-score didapatkan ada 14 anak (76,4%) yang catch up.

blank
Plt Kepala DP3AP2KB Muh Ali serahkan bingkisan kepada orang tua balita

Dalam kesempatan tersebut dr. Edwin Tohaga, Sp.A juga menyarankan, setelah kegiatan Gerakan Satu Hati selesai, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi berkelanjutan terhadap anak dengan stunting di wilayah kerja Puskesmas Bangsri dan wilayah puskesmas lainnya. Juga perlu dikembangkan perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) harus diupayakan oleh setiap rumah tangga risiko untuk menghindari risiko anak menjadi sakit,” ujarnya

Ia juga mengusulkan perlu adanya keterlibatan tidak hanya dari petugas kesehatan tetapi juga keluarga , lintas sektoral untuk mensukseskan penurunan angka kejadian stunting di Jepara. “Salah satunya adalah dengan mengembangkan pola orang tua asuh,” papar Edwin Tohaga. Penyuluhan kader posyandu terkait skrining stunting pada anak juga perlu dilakukan sehingga kader bisa memahami kapan anak perlu dirujuk ke puskesmas serta pengelolaan 1000 hari pertama kehidupan anak secara baik dan terukur

blank
Dian Susiyanto, Sub Koordinator Sumber Daya Manusia Kesehatan DKK Jepara. saat serahkan bingkisan kepada orang tua balita

Dalam acara tersebut juga dilakukan penyerahan estafet pemantauan balita stunting dari Ketua IDI Cabang Jepara dr. Edwin Tohaga, Sp.A kepada Puskesmas Bangsri 1 dr Umi Widi Hastuti M.Kes serta penyerahan kenang kenangan bagi Ibu dan Balita yang mengikuti program pengentasan stunting GSH.
Penyerahan kenang-kenangan dilakukan oleh Kepala Diskominfo Arif Darmawan, Plt Kepala DP3AP2KB Muh Ali dan Kepala DKK yang diwakil oleh Dian Susiyanto, Sub Koordinator Sumber Daya Manusia Kesehatan DKK Jepara.

Dian Susiyanto SKM melalui SUARABARU.ID mengucapkan terima kasih kepada upaya IDI Cabang Jepara yang telah berusaha untuk mencari model pengentasan stunting di Jepara. “Hasil dari kegiatan ini tentu sangat bermanfaat untuk pengentasan stunting secara keseluruhan di Kabupaten Jepara,” tutur Dian Susiyanto.

Hadepe