blank
Suloso, Ketua RW 06 didampingi Sutrimo Pengurus Bank Sampah Waras Kelurahan Wonotingal, Kecamatan Candisari, Kota Semarang memaparkan proses pembuatan Pot Tanaman dalam Pelatihan Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga di Balai Kelurahan Wonotingal, Minggu (11/6/2023). Foto : Absa

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Pemanfaatan limbah atau sampah nonorganik rumah tangga, diupayakan dapat digunakan untuk meningkatkan nilai ekonomi keluarga dan dapat mengurangi sampah di lingkungannya.

Hal itu disampaikan Suloso, Ketua RW 06 dan Pengurus Bank Sampah Waras Kelurahan Wonotingal, Kecamatan Candisari, Kota Semarang dalam Pelatihan Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga di Balai Kelurahan Wonotingal, Minggu (11/6/2023).

“Jadi limbah rumah tangga berupa sampah non organik itu, dapat dimanfaatkan untuk menambah income atau pendapatan keluarga jika diolah dengan benar. Selain itu juga dapat mengurangi kumuh lingkungan,” jelasnya kepada peserta Pelatihan Pemanfaatan Limbah Sampah Rumah Tangga di Balai Kelurahan Wonotingal.

Sutrimo pengurus Bank Sampah Waras RW 06 Kelurahan Wonotingal memaparkan, untuk pelatihan saat ini, limbah rumah tangga yang dimanfaatkan adalah dari handuk bekas dan kain yang sudah tidak terpakai yang tebal seperti kain Jean dan lainya, agar lebih mudah untuk diolah menjadi pot bunga atau pot tanaman kreatif.

“Yang kita gunakan saat ini, limbah rumah tangga dari kain handuk bekas lebih bagus hasilnya. Lalu kita cor (dicetak dengan adonan semen), untuk bisa membentuk kreasi pot menjadi bagus dan menarik,” paparnya sembari menunjukkan alat-alat peraga pembuatan adonan semen dan pasir.

Lurah Wonotingal, Soleh SIP mengatakan, jika peserta Pelatihan Pemanfaatan Limbah Sampah Rumah Tangga yang berjumlah 35 orang itu, berasal dari Karang Taruna Kelurahan Wonotingal, dengan tujuan agar anak-anak muda bisa menjadi lebih paham akan kegunaan da manfaat sampah nonorganik..

“Di kegiatan pelatihan ini, kita akan mencoba memanfaatkan limbah sampah yang terdiri dari kain handuk kain jean dan karung goni, untuk dibuat pot tanaman, agar anak-anak muda yang ada di sini, yang sebagai peserta itu, bisa mengetahui cara mengolahnya, cara membuatnya dan cara memanfaatkannya,” jelasnya usai seremoni pembukaan.

Sedang untuk anggaran pelaksanaannya, lanjut Soleh, kegiatan tersebut menggunakan anggaran Pemerintah Kota Semarang, yang dikelola oleh pemerintahan di tingkat Kelurahan.

Dikatakan pula oleh Lurah Soleh, usai pelatihan itu nantinya akan tetap dilakukan pendampingan bagi peserta yang hadir, baik dalam hal proses pembuatannya maupun upaya pemasarannya.