blank
Ketua Dewan Audit OJK Sophia Wattimena berfoto bersama undangan dan sebagian peserta Diskusi Penegakan Integritas dan Pengelolaan Whistleblowing System  (WBS) dalam acara yang berlangsung di Solo, Kamis (8/6). Foto: Bagus Adji

SURAKARTA (SUARABARU.ID) – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo menggelar Diskusi Penegakan Integritas dan Pengelolaan Whistleblowing System  (WBS) yang diikuti perwakilan Bank Indonesia, asosiasi industri jasa keuangan, akademisi, penyedia barang/jasa, asosiasi profesi dan lembaga penunjang jasa keuangan di wilayah Surakarta.

Kegiatan yang  diikuti sekitar 60 peserta serta berlangsung dua hari dibuka Ketua Dewan Audit OJK Sophia Wattimena di Solo, Kamis (8/6). Ketua Dewan Audit OJK Sophia Wattimena dalam sabutannya menegaskan, salah satu bentuk pengendalian memitigasi risiko fraud adalah dengan mekanisme yang efektif untuk melaporkan pelanggaran, penyalahgunaan, atau perilaku tidak etis di dalam suatu organisasi melalui WBS.

Dalam menindaklanjuti laporan Whistleblowing System, OJK mengedepankan prinsip kerahasiaan, profesional, ketidak berpihakan, praduga tidak bersalah dan perlindungan. Untuk mendukung prinsip tersebut, pengelolaan WBS di OJK juga melibatkan pihak ketiga independen. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan independensi dan mencegah adanya benturan kepentingan dalam penerimaan pengaduan.

Dalam rangka memastikan kualitas pengelolaan WBS, OJK secara berkala melakukan pengukuran untuk mempertahankan sertifikasi ISO 9001. Pada tahun 2022, nilai maturitas OJK WBS telah mencapai lima yang berarti telah berada di level Optimized.

“Kami mendorong semua pihak yang melihat atau mengetahui adanya indikasi kecurangan yang menciderai integritas OJK agar tidak ragu menyampaikannya melalui OJK WBS. Identitas pelapor akan dijamin kerahasiaannya, sehingga dapat terlindung dari segala bentuk ancaman atau intimidasi,” kata Sophia.

Sebelumnya, Kepala Kantor OJK Solo Eko Yunianto antara lain melaporkan, aset industri perbankan sampai dengan April 2023 tercatat Rp 111,08 triliun, meningkat 0,91 persen yoy dibandingkan posisi April 2022.

blank
Ketua Dewan Audit OJK Sophia Wattimena menyampaikan keynotespeech dalam pembukaan Diskusi Penegakan Integritas dan Pengelolaan Whistleblowing System  (WBS)yang berlangsung di Solo, Kamis (8/6). Foto: Bagus Adji

Kondisi demikian sejalan pertumbuhan penyaluran dana ke masyarakat dalam bentuk kredit  yang meningkat 1,21 persen dari Rp 98,47 triliun menjadi Rp 99,37 triliun pada akhir 2023 .

Di sisi penghimpunan dana pihak ketiga  pada April 2023 tercatat Rp 91,55 triliun atau meningkat 0,82 persen dibanding posisi April 2022. Pada industri keuangan non bank, posisi April 2023 total piutang pembiayaan di Solo Raya tercatat tumbuh positif. Piutang pembiayaan  se Solo raya tumbuh 9,35 persen  dari sebelumnya Rp 4,13 triliun menjadi 4,52 triliun.

Sedangkan dari sektor asuransi sampai dengan triwulan I tahun 2023,  jumlah premi tercatat  Rp 449, 49 milyar sedikit turun 22, 85 persen. Dan   jumlah klaim asuransi Rp 425 ,80 Milyar atau turun 25,14 persen dibanding triwiulan I tahun 2022, ungkapnya.

Bagus Adji