WONOSOBO (SUARABARU.ID) – Wakil Bupati Wonosobo M Albar mengatakan melihat era disrupsi saat ini, di mana perkembangan teknologi informasi begitu pesat, sangat penting bagi sumber daya manusia (SDM) untuk memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi.
“Dalam rangka itu, Indonesia membutuhkan intelektual muda yang mampu bersaing secara kompeten di tingkat internasional,” kata dia dalam acara peluncuran “Rumah Multi Kolaborasi Digital” Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) setempat.
Arus informasi yang begitu cepat, lanjut Wabup, menuntut setiap bangsa untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) memadahi yang dimilikinya. Di era disrupsi seperti ini maka siapa yang menguasai informasi dan teknologi digital, maka akan menguasai dunia.
Menurut Albar, kolaborasi dalam memanfaatkan infrastruktur digital dalam bidang literasi sangatlah penting agar memberikan manfaat bagi masyarakat.
“Karena itu, Pemkab Wonosobo melalui Dinas Arpusda) meluncurkan aplikasi “Rumah Digital Multi Kolaborasi Sedekah dan Dakwah Konten Literasi”. Melalui aplikasi tersebut diharapkan masyarakat semakin melek leterasi digital,” ujar yang juga politisi PKB tersebut.
Disebutkan, hadirnya bonus demografi dan cita-cita mewujudkan generasi emas 2045, menuntut kita untuk bergandengan tangan meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, khususnya di Wonosobo.
Pembangunan literasi masyarakat, katanya, menjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam meningkatkan kualitas SDM. Hal ini diharapkan dapat berdampak positif pada penurunan kemiskinan, pertumbuhan penduduk, pemberdayaan masyarakat dan keberhasilan pembangunan berkelanjutan.
“Saya menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat agar mendukung pembudayaan literasi masyarakat, terutama Ketua OSIS, siswa, dan santri sebagai generasi muda penerus bangsa dan teladan bagi teman-teman sebaya dalam meningkatkan kemampuan literasi.” tandasnya.
Selain itu, Gus Albar juga berharap bahwa kehadiran “Rumah Multi Kolaborasi Digital” dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan literasi masyarakat, sehingga dapat mendukung tercapainya percepatan pembangunan.
Pembudayaan Literasi
Sementara itu, Kepala Dinas Arpusda Wonosobo, Musofa, menjelaskan bahwa mereka telah menyiapkan program stimulus Rumah Multikolaborasi Digital sebagai bagian dari strategi akselerasi pembudayaan literasi masyarakat.
“Aplikasi tersebut merupakan inovasi dari Arpusda Wonosobo dalam mempercepat budaya literasi, terutama mengingat tingkat minat baca dan indeks pembangunan literasi masyarakat Kabupaten Wonosobo yang masih berada di bawah rata-rata Provinsi Jateng,” katanya.
Dalam pandangannya, perlu percepatan gerakan bembudayaan literasi. Karena itu pihaknya mencoba melakukan kajian dalam menemukan kolaborasi apa yang cocok. Salah satunya sedekah konten literasi dengan gerakan multikolaborasi.
“Karena membangun literasi tidak bisa dibangun satu pihak, oleh karena itu saya meminta para kolaborator untuk bahu-membahu dan bersama mewujudkannya. Kita membutuhkan kolaborasi pemahaman dan kerja sama seluruh pihak,” jelas dia.
Musofa menyatakan bahwa kebijakan literasi perlu difokuskan untuk mendukung pembangunan SDM Indonesia di era digitalisasi industri 4.0. Literasi digital harus didorong seiring dengan perubahan zaman dan perkembangan teknologi yang pesat. Literasi digital tidak hanya penting bagi siswa, tetapi juga bagi para guru pendidik.
Tiga jenis kolaborator, imbuh Musofa, yang pertama pendukung rumah multi kolaborasi berbasis digital, stakholder kontributor penyumbang konten literasi, dan penyebar atau pendakwah konten dengan audiennya masing-masing.
“Sebagai kontributor konten antara lain UnsiqG Jateng di Wonosobo, PGRI, HIMPAUDI, KADIN dan IPI, adapun untuk penyebar dari Radio Pesona FM,” imbuhnya.
Musofa juga mengungkapkan bahwa pihaknya akan melakukan gerakan percepatan pembudayaan literasi dengan membangun Rumah Digital Multi Kolaborasi Sedekah dan Dakwah Konten Literasi.
Dalam upaya membangun budaya literasi ini, mereka bekerja sama dengan pendukung “Rumah Multi Kolaborasi” berbasis digital, kontributor konten sedekah, dan para pendakwah konten.
“Kami berharap, tahap awal akan bisa mempengaruhi cara berpikir masyarakat bahwa membaca itu merupakan sesuatu yang penting dalam mengawali kesuksesan, peningkatan kualitas hidup dan eksistensi manusia yang lebih tinggi,” pungkasnya.
Muharno Zarka