blank
Kegiatan sosialisasi program pembinaan literasi generasi muda yang diselenggarakan oleh Badan Bahasa, di Hotel Grand Dian Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Foto: Dok/Balai Bahasa

BREBES (SUARABARU.ID) – Gagasan atau ide merupakan aset yang sangat berharga saat ini. Manusia yang tidak memiliki gagasan tidak akan berguna bagi masyarakat.

Hal itu dikatakan Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dr. H. Abdul Fikri Faqih, M.M., saat menjadi pembicara kunci dalam Sosialisasi Program Pembinaan Literasi Generasi Muda yang berlangsung di Hotel Grand Dian Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah pada Senin (8/6/2023).

Diskusi yang digelar Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tekologi (Kemendikbudristek) tersebut dipandu oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dr. Syarifuddin, M.Hum.

“Brebes, Tegal, dan sekitarnya tidak akan bisa maju jika anak mudanya tidak mau berpikir dan tidak memiliki gagasan. Oleh karena itu, generasi muda harus memiliki budaya literasi yang baik dan kegigihan dalam mencapai cita-cita,” ujar Fikri.

Fikri mendukung program Pembinaan Literasi Generasi Muda yang menjadi salah satu program prioritas Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tekologi (Kemendikbudristek) itu.

Generasi muda di Kabupaten Brebes juga didorong untuk memahami pentingnya trigatra bangun bahasa, yakni mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing.

“Pada masa mendatang tantangan dan persaingan di era global menuntut perlunya literasi yang baik di kalangan generasi muda. Untuk itu, saat ini sumber daya manusia menjadi investasi yang sangat penting,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Dr. M. Abdul Khak, M.Hum,, mengatakan bahwa Gerakan Literasi Nasional (GLN) bertujuan membangun budaya literasi, menyiapkan generasi Emas Indonesia 2045, serta melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa Indonesia dalam mendukung Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

”Selain itu, gerakan literasi akan menguatkan pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi pendidikan melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik) serta merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan,” jelas Khak.

Khak mengatakan, pengembangan dan penguatan budaya literasi dilakukan melalui pendidikan yang terintegrasi, baik pendidikan nonformal dalam ranah keluarga, pendidikan formal di sekolah, maupun secara sosial di masyarakat. Oleh karena itu, Badan Bahasa menjadikan penguatan literasi kebahasaan dan kesastraan sebagai salah satu program prioritas di Badan Bahasa.

“Literasi merupakan salah satu dari tiga program prioritas Badan Bahasa, selain revitalisasi bahasa dan sastra daerah, serta internasionalisasi bahasa Indonesia,” tandasnya.

Selain Abdul Fikri Faqih dan M. Abdul Khak, dalam Sosialisasi Program Pembinaan Literasi Generasi Muda di Kabupaten Brebes ini juga menghadirkan Rafly Wibowo dan Imam Yuliarto, tenaga ahli Komisi X DPR RI.

Program penguatan literasi di Kabupaten Brebes sendiri diikuti oleh 100 peserta yang terdiri dari  mahasiswa, pelajar, guru, wartawan, dan unsur masyarakat lainnya.

Ning S