blank
Kantin Kontainer UIN Salatiga. Foto: Ning S

Ahmad Busro Mustofa, mahasiswa Fakultas Agama Islam yang juga sebagai Koordinator Kantin Kontainer UIN Salatiga mengatakan bahwa yang mendapatkan dampaknya bukan hanya pengelola, namun juga mahasiswa itu sendiri yang bisa jadi suplier di Kantin Kontainer.

Karena menurut Ahmad Busro, makanan yang ada di Kantin Kontainer ini punya mahasiswa semua.

Ahmad Busro mengatakan, pekerjaan itu diberikan oleh lembaga filantropi Dompet Dhuafa Jawa Tengah sebagai fasilitator program pemberdayaan kemampuan berwirausaha di UIN Salatiga.

Ahmad Busro menjelaskan, saat awal beroperasi hingga tahun 2020, pengelola kantin berjumlah 10 orang, ditambah seorang ibu penerima manfaat ZIS Dompet Dhuafa Jawa Tengah yang bertugas membantu di dapur.

Dengan 10 orang, satu orang pengelola kantin dalam sebulan mendapatkan upah bersih Rp 500 hingga Rp 700 ribu. Upah sebesar itu sudah dipotong 2,5 persen dari upah kotor bulanan mereka.

Pada akhir 2022, kantin kembali beroperasi dengan empat orang frontliner karena sebagian pengelola Kantin Kontainer periode 2020-2023 ada yang lulus.

Dengan jumlah personel tersisa, upah bersih yang didapat per bulan meningkat menjadi Rp1 juta sampai Rp1,2 juta, setelah dipotong 2,5 persen untuk ZIS di Dompet Dhuafa.

Busro mengaku, dari upah tersebut, uang kuliah tunggal (UKT) sejak semester tiga sudah dibiayai penuh dari hasil berwirausaha di Kantin Kontainer UIN Salatiga.

Ning S