blank
Tim USM dan Univet melakukan survei ke Desa Binaan CSR Pertamina di Kelurahan Tambakharjo, Kecamatan Semarang Barat. (Foto:News Pool USM)

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Universitas Semarang (USM) berupaya meningkatan kemitraan dengan pihak ketiga dengan melakukan panjajakan kerja sama dengan 2 konsorsium akademisi berkolaborasi USM dan Universitas Ivet (Unisvet) dengan PT Pertamina.

Keseriusan USM ini ditandai dengan kunjungan tim survei USM yang terdiri atas Dr. Andhy Tri Adriyanto, SE,MM, Satria Pinandita ST, M.Eng, Risti Ulfi Hanifah, SE., M.Ak., Ak, Erlina Dewi Endah Amaliyah SST,MM.

Adapun Tim survei Unisvet terdiri atas Nunung Eni Elawati, S.Si, M.Si, Rizal Ichsan Syah Putra, S.Si, M.Ling, Raditya Ahmad Rifandi, S.Kel, M.Ling, Dwi Nur Yuliyani, S.Si, M.Ling.

Mereka melakukan survei ke desa binaan CSR PT Pertamina di kantor DPPU Ahamad Yanni Semarang pada 31 Mei 2023.

Dalam survei tersebut, mereka diterima Community Development Officer M. Rinaldy Putra S.Sos dan Dewangga Cipta Mahendra, S.Sos.

Dalam kegiatan tersebut, mereka bertemu dengan Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT), Karsumiyati di Desa binaan CSR Pertamina di Kelurahan Tambakharjo, Kecamatan Semarang Barat.

Menurut anggota tim USM, Satria Pinandita, permasalahan yang ada di lokasi adalah adanya lokasi terbuka hijau yang belum dimanfaatkan.

Menurut rencana, kelompok wanita tani akan memanfaatkan lokasi tersebut menjadi tempat pertanian urban farming.

”Selama ini warga hanya memanfaatkan menjadi tanaman toga dan taman bunga, sehingga menjadi kurang produktif. Padahal lokasi spot untuk menjadi urban farming terdapat banyak titik,” kata Satria.

Dia berharap, dari inovasi akademisi dapat memberikan kontribusi ke masyarakat, sehingga mereka dapat memiliki pendapatan tambahan dari ekonomi kreatif guna.

Satria mengatakan, tujuan kunjungan silaturahmi tersebut, untuk menjajaki dilakukan kerja sama dengan CSR PT Pertamina DPPU Ahmad Yanni tentang hilirisasi produk penelitian bidang inovasi berbasis energi baru terbarukan.

”Tujuan kerja sama nanti untuk bersinergi menghilirasi produk Greenhouse bertenaga surya dengan sistem aeroponic/aerosol dengan memanfaatkan lahan sempit untuk menghasilkan jumlah produksi tanaman hidroponic lebih banyak,” jelasnya.

Dengan adanya kerja sama nanti, katanya, diharapkan masyarakat KWT dapat meningkatkan ekonomi kreatif dengan adanya hilirisasi teknologi greenhouse dengan sistem aeroponic bertenaga surya dan dilengkapi sensor kelembapan, sensor water level, sensor ph, sensor TDS nutrisi, penyiraman otomatis.

Dengan begitu, penelitian dosen USM tersebut dapat bermanfaat. Sedangkan untuk penelitian mahasiswa dapat digunakan untuk tugas akhir mahasiswa, sekaligus dapat melakukan pengabdian masyarakat di desa binaan CSR Pertamina Tambakharjo.

Menurut Dr. Andhy Tri Adriyanto, untuk pemasaran hasil produksi dapat dilakukan pembuatan branding terlebih dahulu. Kemudian produk dikemas agar selalu segar dan sehat kemudian dapat dipasarkan melalui marketplace atau pemesanan by order melalu media sosial Instagram, tiktok, Whatshapp.

Hal senada dikatakan dosen Akuntansi Fakultas Ekonomi USM, Risti Ulfi Hanifah. Menurutnya, Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi USM memiliki potensi besar dalam keahlian di bidang pengelolaan keuangan menurut standar akuntansi keuangan. Hal ini diperkuat dengan adanya para dosen yang tergabung dalam organisasi profesi Akuntan.

”Untuk kelompok wanita tani yang nantinya akan menjual dagangan hasil urban farming dan kemudian menjadi UMKM KWT akan kita bantu dalam pemberdayaan pengelolaan keuangan sesuai dengan standar Akuntansi. Tujuannya agar pembukuan usaha urban farming dapat menjadi bisnis yang berkelanjutan,” ujar Risti.

Dosen Unisvet, Nunung Eni Elawati mengatakan, kolaborasi dengan akademisi Unisvet dari Fakultas Kesehatan dapat membantu dari segi media dan nutrisi yang dibutuhkan untuk penanaman dengan sistem aquaponic/aerosol, sehingga kesehatan tanaman selalu terjaga.

Sementara itu, Community Development Officer M. Rinaldy Putra berharap, beberapa instansi akademisi bisa memberikan inovasi untuk membantu masyarakat binaan di Tambakharjo. Hal ini untuk meningkatkan ekonomi kreatif dalam kegiatan pemberdyaan masyarakat.

”Kami berharap, setelah masyarakat dapat bertani memproduksi hasil pertanian urban farming bisa melakukan pemasaran yang luas. Selain itu produk pertanian bisa dibeli oleh masyarakat luar kelurahan dengan kualitas yang baik serta higienis dan segar,” ungkapnya.

Dia mengatakan, jika urban farming ini dilakukan di desa binaan, perlu dipertimbangkan juga listrik yang dibutuhkan untuk pompa air agar tidak menjadi beban masalah selanjutnya.

”Agar hemat listrik perlu adanya penghematan dengan memanfaatkan energi baru terbarukan, sehingga masalah beban listrik untuk masyarakat tidak membebani, dan produksi urban farming menjadi berkelanjutan,” tandasnya.

Muhaimin