blank
Edy Utoyo bersama pemateri dan jajaran Bidang SD Disdikpora Kabupaten Jepara dalam Sosialisasi Percepatan PMM di Karimunjawa

JEPARA(SUARABARU.ID) – Meski terpisah dari Jepara daratan, para guru di Kepulauan Karimunjawa dimotivasi agar tidak ketinggalan dalam penguasaan Platform Merdeka Mengajar (PMM). Motivasi itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Jepara Agus Tri Harjono melalui Kepala Bidang SD, Edy Utoyo saat dimintai tanggapannya terkait penguasaan PMM di Jepara.
“Harus merata, termasuk di Karimunjawa. Kami menekankan bahwa PMM memberi kesempatan yang setara bagi guru untuk terus belajar dan mengembangkan kompetensinya, kapan pun dan di mana pun guru. Melalui platform ini, guru didorong untuk terus berkarya. PMM juga menyediakan wadah berbagi praktik baik. tidak terkecuali bagi teman-teman guru yang ada di wilayah Karimunjawa, meskipun terkadang terkendala akses internet,” kata Edy Utoyo saat ditemui di kantornya pada Senin (30/5/2023) siang.
Menurutnya, secara khusus guru jenjang SD di Karimunjawa telah diberi sosialisasi percepatan PMM. Kegiatan itu dilaksanakan pada Kamis (25/5/2023) sampai dengan Sabtu (27/5/2023) di SDN 2 Karimunjawa. Pesertanya, seluruh kepala sekolah dan guru SD di Karimunjawa.
“Tak terkecuali dari Pulau Genting, Parang, dan Nyamuk,” kata Edy Utoyo yang membuka kegiatan tersebut didampingi Subkoordinator Pengendalian Mutu SD, Nurul Afifah. Di Kepulauan Karimunjawa, terdapat 14 SD yang memberi layanan Pendidikan jenjang tersebut.
“Kami bersyukur kegiatan ini diikuti secara antusias oleh kepala sekolah dan guru se-Kecamatan Karimunjawa,” katanya.
Rasa syukur itu dilatarbelakangi fakta bahwa salah satu indikator keberhasilan Implementasi Kurikulum Merdeka adalah seberapa banyak guru mau mengakses PMM secara mandiri. PMM diasebut menyediakan referensi bagi guru untuk mengembangkan praktik mengajar sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Sedangkan guru setempat antusias mengikuti sosialisasi tersebut.
Dalam kesempatan itu, Disdikpora juga diberi pelatihan penulisan aksara Jawa.
“Selama ini mulai luntur apresiasi, sehingga banyak guru yang enggan mengajarkan aksara Jawa kepada siswanya,” kata Edy Utoyo.
Hadepe