JEPARA(SUARABARU.ID) – Lahir dan besar di lingkungan pesisir, berpengaruh besar terhadap Ahmad Afgan Nadiyanto. Siswa kelas 5 SDN 9 Jambu, Kecamatan Mlonggo ini mampu merekam dan menampilkan kehidupan sehari-hari di kampung nelayan dalam kreatifitasnya. Hal itu dia buktikan saat membuat kapal mainan pada Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat Kabupaten Jepara tahun 2023. Membuat kapal mainan berbahan bambu, kayu, dan eva sponge sheet (busa ati), Afgan menjadi juara ajang tersebut.
“Ya, senang sekali. Tentu ingin menang lagi,” kata Afgan, Senin (19/5/2023). Hal itu diakatakan saat ditanya perasaannya setelah menjadi juara kabupaten, sekaligus akan mewakili Jepara di tingkat provinsi. Dia ingin mengibarkan nama Jepara di tingkat provinsi.
Pada lomba tingkat kabupaten yang berlangsung di SDN 1- 2 Mulyoharjo, Kecamatan Jepara pada tanggal 27 April 2023 yang lalu, Afgan adalah satu-satunya wakil kecamatan yang membuat kapal mainan. Saat masih di tingkat kecamatan, cabang lomba yang diikuti Afgan adalah kriya anyam. Namun, kata Kepala SDN 9 Jambu Enny Nuryatie melalui guru pembimbing Syaifuddin Ulum, menjelang pelaksanaan FLS2N tingkat kabupaten, ada perubahan ketentuan lomba.
“Dari kriya anyam, menjadi hanya dibatasi “kriya” dengan sejumlah ketentuan teknik yang berubah,” kata Ulum.
Karena sehari-hari Afgan sering membuat mainan kapal, dia pun diarahkan memilih mainan tersebut untuk dibuat pada lomba di tingkat kabupaten. Pada saat lomba dia mampu menampilkan karya terbaik. Apalagi, tidak banyak peserta dari kecamatan lain yang berani merubah karya mengikuti ketentuan teknik terbaru.
“Rata-rata tetap membuat produk anyaman. Saya, kan, sudah sering membuat kapal. Jadi, ya, tidak kesulitan,” kata Afgan.
Menjadi juara kabupaten, Afgan juga menerima hadiah uang tunai Rp2,5 juta. Hadiah itu sebagian digunakan untuk membeli sepeda dan sebagian lainnya diberikan kepada orang tuanya.
Kini, dia berlatih lagi menuju FLS2N tingkat provinsi. “Tetap membuat kapal, tapi bentuknya berbeda. Kali ini kapal layar. Bahannya lebih banyak dari bambu,” demikian Afgan menceritakan persiapannya ke provinsi.
Dia mengaku ada tambahan faktor kesulitan. “Bambu lebih keras saat digunting,” tambah Afgan yang berjanji akan lebih keras melatih kekuatan jarinya untuk menggunting, agar menghasilkan karya terbaik.
Hadepe/S