SALATIGA (SUARABARU.ID) – Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) menjadi tuan rumah kegiatan roadshow program Gerakan Nasional 1000 Startup Digital untuk kedua kalinya, Rabu (24/05/2023).
Acara yang digelar di ruang E126 ini diikuti oleh 300 peserta dari 14 fakultas di UKSW ini bertajuk “Inovasi Digital dalam Membangun Potensi Daerah”.
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kewirausahaan Prof. Dr. Ir. Eko Sediyono, M.Kom., hadir membuka acara. Beliau menyampaikan, kegiatan kolaborasi yang sudah berjalan sejak tahun lalu ini sejalan dengan visi pimpinan UKSW yakni menjadi entrepreneurship university.
“Serangkaian informasi dan diskusi akan kalian dapatkan dalam acara ini. Saya harap sekitar 30-40% kalian bisa terlibat dalam startup yang dikoordinasi oleh Gerakan 1000 startup ini. Semoga di acara ini kalian makin mengerti dan makin memahami tentang kewirausahaan berbasis digital,” imbuhnya.
Eksekusi ide kreatif
Selaras, saat ditemui usai kegiatan, Dr. Linda Ariany Mahastanti, S.E., M.Sc., selaku Direktur Direktorat Inovasi dan Kewirausahaan mengungkapkan harapannya agar mahasiswa yang telah mengikuti kegiatan ini tidak hanya memiliki ide kreatif saja.
“Harapannya mahasiswa yang mempunyai ide bisnis bisa langsung mengeksekusi ide tersebut. UKSW mewadahi ide mahasiswa melalui program inkubasi bisnis di bawah naungan Direktorat Inovasi dan Kewirausahaan,” ungkap Dr. Linda Ariany Mahastanti yang juga menjadi pengurus inkubator bisnis UKSW tersebut.
Dua narasumber dihadirkan dalam roadshow kali ini. Mereka adalah Chief Technology Officer (CTO) Dimensi Cloud Muhammad Syaifudin dan Ray Rezky Ananda selaku program dan partnership manager regional DIY Gerakan Nasional 1000 Startup Digital.
Di samping itu, tiga panelis dihadirkan dalam acara diskusi panel yakni Dr. Linda Ariany Mahastanti, S.E., M.Sc., inkubator teknologi bisnis UKSW. Lainnya, Kepala Bidang Aplikasi Informatika Dinas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Salatiga Jadi Amali dan CTO Dimensi Cloud Muhammad Syaifudin.
Meningkatkan kewirausahaan
Ray Rezky Ananda menerangkan sejalan dengan visi yang telah dideklarasikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama para penggerak ekosistem digital menginisiasi Gerakan Nasional 1000 Startup Digital.
Lebih lanjut di sampaikan oleh Ray Rezky Ananda kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah wirausaha ekonomi digital di Indonesia. Kegiatan ini sudah menjaring lebih dari 100.000 calon startup founder dan menghasilkan lebih dari 1.400 startup.
“Rangkaian acara dalam kegiatan ini meliputi ignition yakni sebuah kegiatan seminar untuk menanamkan pola pikir kewirausahaan serta pemahaman mengenai startup yang akan diakses oleh calon startup founder,” ungkap manager regional DIY Gerakan Nasional 1000 Startup.
Kemudian lanjut pada rangkaian workshop, hacksprint, bootcamp dan terakhir 40 startup terpilih akan diinkubasi melalui program bimbingan teknik intensif dengan tema Hatch! Program selama tiga bulan.
Lima Kunci
Sementara itu, Muhammad Syaifudin menjelaskan lima kunci yang harus dimiliki oleh seseorang untuk memulai digital startup.
“Terdapat lima kunci yang harus dimiliki yakni pertama-tama harus melakukan pendekatan secara digital, kedua memiliki skalabilitas dan jangkauan startup secara global. Lalu ketiga harus memiliki inovasi dan mampu mengatasi rintangan, yang keempat mau belajar dan bertindah lincah. Sedangkan yang terakhir tentunya harus memilik jiwa kewirausahan yakni pantang menyerah,” papar Muhammad Syaifudin.
Semua peserta mengikuti seluruh rangkaian kegiatan ini dengan penuh semangat dan antusias. Suasana hangat terasa saat sesi tanya jawab. Denny Indrajaya salah satunya, mahasiswa dari Program Studi Magister Sains Data Fakultas Sains dan Matematika (FSM) ini, berharap kegiatan seperti ini konsisten untuk dilakukan karena dapat membuka wawasan anak-anak muda terkait startup digital.
“Gerakan 1000 startup ini sangat menarik dan membuka wawasan anak muda, serta mendorong anak muda untuk mengembangkan idenya dari permasalahan yang dihadapi menjadi sebuah bisnis dan memajukan Indonesia,” kata mahasiswa asal Salatiga ini.
Lainnya, Karyn Florensia mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian dan Bisnis (FPB) mengungkapkan kegiatan ini memberikan wadah dan kesempatan bagi mahasiswa yang berminat untuk dapat bergabung dalam program-program startup untuk meningkatkan skills mahasiswa tanpa pungutan biaya.
“Melalui kegiatan ini, mahasiswa diberikan pemahaman terkait startup yang dapat membantu untuk perencanaan maupun mengembangkan ide bisnis yang dimiliki. Kegiatan ini juga berkaitan dengan salah satu mata kuliah Agribisnis, yaitu Perencanaan Bisnis Pertanian,” ungkapnya.
wied