blank

JEPARA (SUARABARU.ID) – Jumlah ibu hamil di Kabupaten Jepara tahun 2022 adalah 20.841 orang. Sedangkan jumlah bayi baru lahir sebanyak 18.637 bayi. Berdasarkan data Laporan Kematian Ibu dan Bayi tahun 2022 di Kabupaten Jepara, tercatat jumlah kematian ibu sebesar 13 kasus dan angka kematian bayi 4,24 %.

Penyebab tingginya AKI paling banyak adalah karena hipertensi, dimana kondisi ibu hamil di awal TM II dan III adalah pola makan yang tidak sesuai dan nutrisi yang kurang, asupan ibu hamil yang seharusnya tinggi protein dan sesuai komposisi, berganti dengan makanan tinggi karbohidrat dan tinggi natrium. Hal tersebut yang menyebabkan ibu hamil mengalami kenaikan tekanan darah dan kelebihan berat badan di TM III.

blank

Berdasarkan fakta lapangan tersebut Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jepara menginisiasi program Sinergisitas Gerakan Menekan Kematian Ibu dan Bayi (SING GEMATI). Sosialisasi program tersebut dilaksanakan di Gedung Shima pada Rabu (24/5/2023). Hadir sebagai narasumber yakni Sekda Kabupaten Jepara Edy Sujatmiko dan moderator Arif Darmawan selaku Kepala Diskominfo Kabupaten Jepara.

Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta saat memberikan sambutan meminta pada jajarannya khususnya Dinkes Jepara untuk konsisten menyelesaikan permasalahan tersebut. “Permasalahan stunting yang menjadi prioritas nasional pun juga perlu diperhatikan,” tegasnya

“Saya minta sinergitas gerakan menekan kematian bayi dan ibu ini serentak kami perhatikan,” kata Edy.

Kepala Dinkes Kabupaten Jepara Mudrikatun menekankan pentingnya dukungan lintas program dan lintas sektor untuk penurunan AKI-AKB tersebut. Sebab menurutnya, akses informasi kesehatan ibu dan anak (KIA) di masyarakat masih belum optimal. Kurangnya pemahaman masyarakat terkait risiko tinggi pada ibu hamil. Berdasarkan Laporan Program KIA tahun 2022, deteksi dini risiko tinggi yang ditemukan oleh hanya masyarakat sebanyak 1.400 (6,72%), sedangkan estimasi sasaran ibu hamil risti yang dideteksi oleh masyarakat adalah 15%.

“Perlu adanya pengoptimalan dalam upaya percepatan penurunan AKI-AKB bersama dengan stakeholder dan OPD teknis lainnya maupun masyarakat. Untuk itu diperlukan strategi SING GEMATI dalam upaya percepatan penurunan AKI-AKB dengan harapan dapat menekan kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten Jepara,” kata Mudrikatun.

Ia juga menambahkan, regulasi daerah yang ada belum memberikan langkah pasti dan terprogram dalam pencegahan kasus AKI-AKB sehingga mengakibatkan tidak terealisasinya kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak.

Hadepe – kmf/Karisma)