blank
Dr.KH.Muhammad In'am Muzahidin,M.Ag yang biasa dipanggil Gus In'am (kedua dari kanan) bersama Ketua RT.04 Lempongsari Sugeng Riyanto, Ketua Pelaksana Achmad Ashari,S.H dan Dewan Pembina RW.03 Lempongsari Martam Trenggono. (dok)

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Warga RT 4 RW III Lempongsari I Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajah Mungkur, Kota Semarang menggelar Halalbihalal di Balai RT 04 pada 13 Mei 2023.

Kegiatan menghadirkan narasumber dosen UIN Walisongo Dr.KH.Muhammad In’am Muzahidin,M.Ag yang biasa dipanggil Gus In’am.

Menurut Gus In’am, Syawal itu identik dengan gambar Kupat. Filosofi Kupat muncul pada zaman Walisongo yang bisa diartikan Laku Papat yaitu Lebaran,Luberan,Leburan dan Laburan.

blank
Gus In’am memberikan materi dalam Halalbihalal di RT 04 RW 03 Lempongsari I Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajah Mungkur, Kota Semarang. (dok)

Ke-4 unsur itu, katanya, harus selalu dibudayakan agar terjalin silahturahmi antarwarga ,tanpa ada perbedaan pangkat ataupun golongan.

”Dengan ‘HATI’  kita tingkatkan kebersamaan untuk memperkuat tali persaudaraan sesama warga RT 04 RW 03 Lempongsari I,” katanya.

”Ketupat menjadi simbol maaf bagi masyarakat Jawa, yaitu ketika seseorang berkunjung ke rumah kerabatnya nantinya mereka akan disuguhkan ketupat dan diminta untuk memakannya. Apabila ketupat tersebut dimakan, secara otomatis pintu maaf telah dibuka dan segala salah dan khilaf antar keduanya terhapus,” ungkapnya.

Menurutnya, terdapat makna lain mengenai beras yang menjadi isian dari ketupat. Beras diibaratkan dengan simbol nafsu dunia dan janur mencerminkan hati nurani. Dengan demikian, ketupat memiliki makna nafsu dunia harus dibungkus dengan hati nurani.

Muhaimin