SEMARANG (SUARABARU.ID) – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Semarang menyatakan, bahwa perempuan tidak hanya sebatas pelengkap untuk memenuhi kuota keterwakilan, tapi memiliki peluang untuk mendapatkan kembali kursi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di Kota Semarang yang pernah hilang.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua DPC PKB Kota Semarang, Muhammad Mahsun usai mendaftar Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Semarang, Sabtu (13/5/2023).
“Peluangnya calon perempuan karena ini sangat banyak ya, saya kira sangat terbuka dan mereka hampir semuanya potensial untuk kembali bisa berbicara. Kan juga dulu PKB sudah pernah ada anggota legislatif perempuan dan meraih suara terbanyak juga waktu itu,” ungkapnya.
Selain itu, lanjutnya, keterwakilan perempuan tertinggi PKB Kota Semarang ada di dapil 2, yaitu Kecamatan Genuk, Kecamatan Gayamsari dan Kecamatan Pedurungan, dengan nilai keterwakilan perempuan sebanyak 42 persen, dari jumlah kursi di DPRD sebanyak 12 kursi.
Mahsun juga menyatakan optimis dengan tren positif partai yang dipimpinnya. Sebab, tren positif PKB sudah nampak dari terpenuhinya kuota keterwakilan perempuan, hingga minat warga, naik warga Nahdliyyin maupun non muslim, yang mendaftar sebagai Bacaleg melalui partai yang didirikan oleh KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Kemudian yang nonkader itu lumayan banyak ya, mungkin sekitar 20-an persen dari nonkader (PKB) masuk (Bacaleg).
“Alasannya (gabung) macam-macam ya, salah satunya dari pengaruh NU yang dinilai sebagai ormas terbesar tapi moderat, yang kemudian mereka merasa nyamanlah dan karena PKB ini didirikan oleh NU dan menjadi representasi perjuangan politik NU. Mereka banyak yang tertarik sehingga menjadi salah satu alasan untuk memilih PKB,” urainya.
Selain dari kalangan kader PKB dan NU, Mahsun menyebut ada warga etnis Tionghoa juga ada yang berminat. Bahkan, PKB Kota Semarang juga hampir memiliki caleg nonmuslim, namun sampai terakhir pemberkasan secara internal, belum ada yang mengembalikan berkasnya (calon nonmuslim).
“Yang Tionghoa sudah ada prospek waktu itu, tapi belakangan kok belum mengumpulkan syarat-syarat sehingga kita isi kader-kader yang serius. Karena sebelumnya, kita secara terbuka menyampaikan kepada masyarakat, silahkan kalau mau berkiprah di PKB meskipun non muslim karena PKB itu adalah partai terbuka,” ungkapnya.
“Dan kita sudah membuktikan bahwa di berbagai daerah (luar Semarang), termasuk di DPP PKB sendiri, fungsionaris dan anggota DPR RI nya juga ada beberapa yang non muslim. Apalagi di daerah-daerah seperti NTT, Papua, dan Maluku Utara itu bahkan mayoritas yang non muslim,” terang Mahsun.
“Nantinya kalau memang serius, masih terbuka peluang sampai tanggal 8 atau 9 Juli 2023 untuk perbaikan-perbaikan, sehingga bisa kita ikutkan kalau memang serius. Kemudian yang mualaf, ada seorang yang bergabung,” pungkasnya.
Absa