blank
Ketua PWI Jateng, Amir Machmud (kanan), menyampaikan pandangannya terkait pelaksanaan Pemilu 2024 di bidang pemberitaan di media. Foto: riyan

SEMARANG (SUARABARU.ID)- Ketua PWI Jawa Tengah, H Amir Machmud NS SH MH mengatakan, sukses penyelenggaraan Pemilu 2024, menjadi dambaan masyarakat Indonesia. Salah satu indikasi suksesnya antara lain, bakal terpilihnya pemimpin Nasional yang mampu memimpin dengan amanah, berkeadilan dan berkejujuran tinggi.

Menurut dia, menuju suksesnya agenda Nasional itu, diperlukan kontribusi kearifan media massa dan media sosial di Tanah Air, dalam pemberitaan Pemilu 2024.

”Tanpa sikap arif yang mengedepankan nurani dari kalangan media massa dan media sosial, rasanya sulit untuk mewujudkan Pemilu damai berkeadilan, yang saat ini didambakan masyarakat,” tegas Amir, pada Halaqah Ulama yang diselenggarakan MUI Jateng, bekerja sama dengan Badan Kesbangpol Jateng, di Convention Hall, Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Semarang, Sabtu (6/5/2023).

BACA JUGA: Membanggakan, Atlet FKI Borong 28 Medali di Kejuaraan Dunia Kempo di Portugal

Halaqah Ulama yang digagas MUI Jateng ini, dibuka Ketua Umum MUI Jateng Dr KH Ahmad Darodji MSi, dengan tema, ‘Peran MUI Dalam Penguatan Pemilu Damai’, dengan subtema ‘Menemukan Pemimpin dan Politisi Santun’.

Amir Machmud yang berbicara pada sesi akhir Halaqah menegaskan, mewujudkan kearifan media untuk berpegang teguh kepada idealisme jurnalistik, yang tercover dalam UU Pers Nomor 40 Tahun 1999, diperkuat dalam Kode Etik Jurnalistik dan Kode Perilaku Wartawan, rasanya menjadi tantangan berat di tengah arus industrialisasi media digital saat ini.

Fenomenanya, idealisme jurnalistik mainstream, kini sedang dalam kondisi tidak kuat menghadapi arus disrupsi digital, bahkan ada kecenderungan ikut arus.

BACA JUGA: Kamboja Minta Maaf atas Kejadian Bendera Indonesia Terbalik

”Yang memprihatinkan, setiap hari informasi yang tersaji di media sosial mencerminkan jurnalisme “iblis”, yang penuh nuansa hoaks, bukan jurnalisme “Malaikat” yang didambakan publik,” terang dia.

Hal ini, lanjutnya, sebagai bukti pengaruh kuatnya arus informasi di media sosial, yang belum memberi nilai kesantunan, pencerahan dan pemberdayaan. Isu-isu yang diviralkan banyak yang sesungguhnya tidak patut untuk konsumsi publik.

Sementara itu, Kiai Kharis Shodaqoh menyampaikan, pemimpin negara memiliki peranan sangat penting dalam kehidupan. Pengasuh Pondok Pesantren Al Itqon Bugen, Kota Semarang itu menyampaikan, pentingnya sinergi ulama dengan umara.

”Dalam politik, tidak ada istilah santun. Saya setuju MUI berada di tengah-tengah, sebab jika mendorong atau mendukung calon, tentu tidak tepat,” tukasnya.

Riyan