SEMARANG (SUARABARU.ID) – Bencana dapat melanda kapan saja dan di mana saja, dan anak-anak termasuk kelompok yang paling rentan terkena dampaknya. Untuk membantu mempersiapkan anak-anak menghadapi bencana, Tim Pengabdian Departemen Hubungan Internasional Universitas Diponegoro telah sukses melakukan pengabdian masyarakat bekerja sama dengan Komunitas Harapan di Semarang untuk memperkenalkan serta mempromosikan tentang kesiapsiagaan bencana kepada anak-anak. Kedgiatan berlangsung di Kelurahan Kauman Sewmarang belum lama ini.
Kegiatan diawali dengan perkenalan oleh tim dan anak-anak, melalui metode menyebutkan nama panggilan dan buah favorit mereka seperti “Ahmad Apel”, demi menciptakan suasana yang menyenangkan dan menarik bagi anak-anak.
Acara dibagi menjadi tiga sesi. Pada sesi pertama, tim menjelaskan konsep bencana, jenis bencana, dan memberikan contoh bencana alam. Anak-anak juga diajari menyanyikan dua lagu yang berhubungan dengan bencana. Lagu pertama berjudul “Apa itu Bencana?” Dinyanyikan mengikuti irama lagu Pelangi-Pelangi. Lagu kedua berjudul “Macam-Macam Bencana” yang dinyanyikan mengikuti lagu “Siapa Suka Hati”.
Lagu pertama mengandung makna bencana, yaitu suatu peristiwa yang dapat mengancam jiwa dan tempat tinggal. Lagu kedua berisi informasi tentang berbagai jenis bencana, yaitu bencana alam, bencana non-alam, dan bencana sosial yang disebabkan oleh manusia. Sesi tersebut bertujuan untuk memperkenalkan kesadaran bencana dengan cara yang menyenangkan dan menarik, sehingga memudahkan anak-anak untuk memahami pentingnya kesiapsiagaan bencana. Dengan memasukkan lagu, anak-anak lebih cenderung mengingat dan mempertahankan informasi yang dibagikan.
Pada sesi kedua, Tim Pengabdian Departemen Hubungan Internasional Universitas Diponegoro memperkenalkan beberapa alat yang dibutuhkan saat terjadi bencana. Anak-anak dipertunjukkan dengan alat pemadam api, kotak P3K lengkap, peluit dan tali pramuka.
Setelah mengenal alat-alat tersebut, tim kembali mengajak anak-anak menyanyikan dua lagu tentang penanggulangan bencana. Sesi ini tidak hanya informatif tetapi juga interaktif, memungkinkan anak-anak untuk berpartisipasi. Tim juga menekankan pentingnya memiliki rencana darurat yang dapat mereka praktikkan bersama teman maupun keluarga mereka.
Pada sesi terakhir, Tim menutup acara dengan merangkum partisipasi anak-anak, mengarahkan pembagian takjil, dan menutup kegiatan dengan salam.
Program tersebut berhasil mensosialisasikan edukasi mitigasi bencana kepada 40 anak-anak Komunitas Harapan di Semarang. Departemen Hubungan Internasional Universitas Diponegoro berharap program ini dapat menginspirasi masyarakat lainnya untuk melakukan aksi dalam mengedukasi anak-anak tentang mitigasi bencana.
Hadepe – F. Adi Pratomo