BANJARNEGARA(SUARABARU.ID)-Sebelum kasus pembunuhan berantainya terbongkar, Slamet Tohari (45) alias Mbah Slamet dukun pengganda uang Banjarnegara dikenal tetangganya sebagai pria misterius yang sering bepergian dan punya banyak tamu.
Sejumlah tetangga di Desa Balun, Wanayasa, Banjarnegara mengaku tidak tahu apa pekerjaan sehari-hari Slamet. “Kalau pekerjaannya apa tidak tahu. Tapi memang sering melihat dia bepergian,” kata Samdiono, tetangga Slamet.
Perihal kabar Mbah Slamet disebut bisa menggandakan uang, Samdiono mengaku sudah mendengar kabar itu sebelumnya.
“Memang ada kabar itu (bisa menggandakan uang). Tapi malah bukan warga sini (yang tertarik), tamunya dari luar semua,” terangnya.
Hal yang sama dikatakan Kularsih, warga Desa Balun yang membuka warung makan. Sebelum kasus pembunuhan berantai itu terbongkar, Kularsih sering kedatangan pembeli yang mengaku hendak bertamu ke rumah Mbah Slamet.
“Banyak tamunya Mbah Slamet yang mampir ke sini. Kadang ada yang makan, kadang hanya bertanya di mana rumah Mbah Slamet,” ujar Kularsih. Tapi ia mengaku tidak tahu apa kepentingan para tamu itu.
Tidak Tahu
Warga Desa Balun lainnya, Bustam, juga tidak tahu keseharian Slamet. Meski memiliki lahan yang berdampingan, Bustam tidak pernah melihat dukun pembunuh berantai itu menggarap kebunnya. “Saya tidak pernah melihat dia (pelaku) pergi berkebun. Yang garap kebun itu orang tuanya,” kata dia.
Istri Mbah Slamet dukun pengganda uang Banjarnegara, Seneh pun mengaku tidak tahu keseharian suaminya. Sepengetahuan dia suaminya bekerja di jalanan. “Untuk kesibukan sehari-hari kurang tahu. Setahu saya kerjanya di lapangan,” ujar Seneh.
Namun ia membenarkan jika banyak tamu datang ke rumahnya. Hanya saja Seneh tidak mengetahui kepentingan para tamu itu. “Kalau ada tamu saya hanya membuatkan minum. Setelah itu masuk lagi,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Balun, Mahbudiono mengatakan banyak warganya yang tidak paham dengan aktivitas Mbah Slamet.
“Kerjanya apa itu kami tidak tahu. Tapi memang kadang ada tamu luar kota yang datang ke saya untuk bertanya alamat rumah Mbah Slamet,” kata Mahbudiono.
Muharno Zarka