blank
Ketua TP PKK Kudus Hj Mawar Hartopo saat melihat hasil produksi pertanian Desa Cranggang, Kecamatan Dawe. Foto: Ist

KUDUS (SUARABARU.ID) – Lomba desa menjadi sarana evaluasi pemerintah desa guna memaksimalkan inovasi dan potensi yang ada. Hasil dari lomba desa nantinya dapat menjadi motivasi dalam peningkatan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat. Hal inilah yang diharapkan Bupati Kudus, Hartopo ketika membuka Evaluasi Perkembangan Desa Tingkat Kabupaten Kudus di Desa Cranggang, Kecamatan Dawe, Senin (3/4).

Bupati Hartopo menyebut bahwa Desa Cranggang adalah salah satu desa yang memiliki potensi di bidang pertanian. Hasil tani seperti kencur dan laos dari desa tersebut telah dikenal akan kualitasnya. Tak hanya itu, produk gula tumbu juga berhasil menjadi produk unggulan yang dipasarkan secara luas.

“Gula tumbu disini memang sudah sejak dulu terkenal. Juga terdapat hasil tani, kencur yang dulu sempat tinggi ketika pandemi,” ujarnya yang hadir beserta Ketua TP PKK Kabupaten Kudus, Mawar Hartopo.

Upaya pelestarian budaya dan kearifan lokal di Desa Cranggang juga mendapat apresiasi dari Bupati Kudus. Nilai-nilai kearifan lokal masyarakat desa diharapkan dapat terus dipertahankan di tengah gempuran zaman. Sehingga selalu tercipta kondusifitas dan kerukunan warga.

“Desa Cranggang bagus masyarakatnya guyub rukun terutama kearifan lokal budaya yang harus dipertahankan,” tuturnya.

Hartopo berpesan bahwa pelaksanaan lomba desa tahun ini perlu diikuti secara cermat. Mengingat banyak aspek yang dinilai, terutama menyangkut sepuluh program pokok PKK. Maka dari itu, pemerintah desa harus selalu mendukung kegiatan PKK melalui dana desa.

“Lomba untuk motivasi desa menjadi lebih baik, termasuk yang didalamnya ada pelaksanaan 10 program pokok PKK yang harus mendapat dukungan dari pemerintah desa,” pesannya.

Dalam paparannya, Kepala Desa Cranggang, Imam Zuhri, mengatakan bahwa desanya sangat kental dengan tradisi budaya yang masih dipegang teguh. Sedekah bumi atau apitan setiap tahunnya masih dilakukan sebagai upaya pelestarian kearifan lokal. Hal tersebut merupakan wujud syukur dan doa agar hasil tani di desanya selalu meningkat dan berlimpah.

“Menggambarkan desa yang mayoritas warganya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Sedekah bumi dengan partisipasi warga masyarakat sangat kuat sekali, cerminan gotong royong warga kami,” katanya.

Dengan mayoritas warga sebagai petani, Desa Cranggang mengangkat produk unggulan berupa hasil bumi seperti kencur, laos dan tebu. Kencur dan laos tumbuh subur di desanya sehingga hasil panen dapat dijual dengan harga dan kualitas bersaing. Sedangkan tebu diolah menjadi gula tumbu yang pemasarannya bahkan tembus sampai ke luar provinsi.

“Produk unggulan dari pertanian, empon-empon seperti kencur dan laos. Disini terkenal produk Gula tumbu dengan kualitas yang menembus pasar tidak hanya di Jawa Tengah namun sampai Jawa Barat,” jelasnya.

Pemerintah Desa Cranggang juga terus menggalakkan upaya pencegahan dan penurunan angka stunting. Imam Zuhri melaporkan bahwa di desanya terjadi penurunan angka stunting dalam dua tahun terakhir. Tercatat dari 132 balita terdapat 20 kasus stunting pada 2021, sedangkan tahun 2022 dari 143 balita terdapat 18 kasus stunting.

“Kita harapkan dapat terus menurun, pada tahun ini. Semua berkat pengabdian kader yang terus mendampingi anak stunting dengan pemberian PMT rutin selama 90 hari,” jelasnya.

Ali Bustomi