blank
Golden Sunrise, momen yang dinanti para wisatawan pendaki Bukit Sikunir. Foto” SB.ID

Baca juga Mendaki Gunung Tidar, Wisata Murah tetapi Menyenangkan

Hari masih gelap, semua serba remang, apalagi kabut tebal melingkupi puncak Sikunir. Saat terang mulai datang, tampaknya sosok Gunung Merbabu, pengunjung pun berebut mengarahkan kamera berfoto dengan latar belakang gunung itu. Tetapi tiba-tiba gunung menghilang,kembali tertutup kabut. Begitu berkali-kali.

Akhirnya,yang ditunggu pun tiba. Seorang pemandu mencolek punggung. “Mas, mataharinya mulai muncul!” katanya.

Maka bersoraklah ratusan orang menyaksikan fenomena keindahan itu. Kamera mereka arahkan ke matahari yang bundar merah keemasan. Berbagai gaya mereka buat untuk hasil-hasil pose di puncak. Itu sunrise yang pertama. Pengunjung pun heran, karena ada sunrise pertama. Apakah matahari terbit lebih dari sekali?

Benar, tak lama kemudian, pemandu kembali mencolek, “Ini sunrise kedua,” katanya. Ya,matahari yang semua bulat keemasan,sinarnya makin cerah dan bentuk bulat itu menjadi pecah, menembus mega dan kabut. Itulah puncak kenikmatan mendaki Bukit Sikunir sejak subuh hari.

Tetapi semua belum selesai. Pemandangan dari atas luar biasa. Gunung Sindoro, Sumbing, Merapi, Merbabu, Ungaran, bahkan kota Ungaran pun tampak dari sana. Beringsut sedikit dari tempat memandang matahari terbit, menyaksikan ke bawah.

“Wuihhhhhhh, gila. Mobil kita ada di sana,” ujar seorang pengunjung sambil menujuk ke bawah. Mobil diparkir di pinggir Danau Cebong yang indah.

Ah ya, naik ke puncak tak perlu bawa makanan dan minum. Di atas ada orang berjualan dengan harga sangat murah, air kemasan, kopi, susu, panas, mi instan. Sembari menanti matahari terbit bisa minum kopi atau melahap mi instan dengan harga yang sangat murah. Wooooo murah sekali.

Setelah itu ritus di puncak usai, pengunjung kembali turun. Karena cuaca sudah makin terang, berfoto ria di berbagai tempat lintasan jalan setapak menjadi even yang harus dilakukan. Turun, dan kembali ke pondok wisata untuk mandi (kalau berani karena dingin, tetapi pondok juga menyediakan water heater). Setelah itu sarapan, dan melanjutkan petualangan berikutnya di Dieng.

Widiyartono R.