“Kebakaran menjadi puncak paling tinggi dan didominansi oleh oleh kebakaran hutan dan lahan (Karhutla),” ujar Sri Jarwati.

Di hadapan Wabub Gus Hanis,Sri Jarwati  menyampaikan bahwa kegiatan sosialisasi bencana ini hasil dari tindak lanjut kerjasama BPBD Kabupaten Rembang  dengan Perhutani yang telah ditanda tangani pada 14 Februari 2023. Karean prinsip di BPBD itu kerja ya harus sat set bat bet.

“Maka kami tidak perlu berlama-lama untuk mengagendakan kegiatan penyuluhan, mumpung bulan ini memasuki pancaroba. Atau bulan menjelang musim kemarau,” imbuh Sri Jarwati.

Bertahan dari Bencana Kekeringan

Ia juga menjelaskan bahwa untuk tahun 2023 ini menurut prakiraan BMKG bahwa musim kamarau di kabupaten Rembang untuk beberapa daerah lebih awal dan kamaraunya lebih panjang dari tahun sebelumnya. Dan Kebakaran hutan itu tanggung jawab bersama,  untuk tetap siaga dan menjaga kawasan hutan agar terhindar dari kebakaran.

“Untuk kabupaten Rembang sudah ada sekitar 17 desa tahan bencana (destana). Karena tiap musim kemarau desa tanjung ini kekurangan air, maka ia berpesan untuk dimusim kemarau yang akan datang masyarakat desa tanjung bisa menghemat air. Dan kita akan bentuk desa tanjung ini menjadi desa tahan bencana,” kata Kepala BPBD Kabupaten Rembang.

Sementara itu, Wakil Bupati Rembang KH Hanis Cholil Barro’ biasa disapa Gus Hanis,berharap untuk masyarakat desa tanjung yang notabene dengan kawasan hutan untuk tetap menjaga kelestarian hutan guna menambah sumber mata air di kawasan hutan tetap terjaga.

“Kawasan hutan tetap terjaga, sehingga saat musim kemarau tiba desa Tanjung tetap bisa bertahan dari bencana kekeringan,” harap Gus Hanis.

Dari kegiatan sosialisasi bencana yang diikuti oleh 50 warga desa tanjung ini, nara sumber yang menyampaikan dari Perhutani Ir. Marsaid Adm Mantingan dan Kepala BPBD Rembang Sri Jarwati.

Kudnadi Saputro