blank
Suasana pelatihan

JEPARA (SUARABARU.ID) – Yayasan Pendidikan Bumi Kartini kembali menggelar kegiatan Program Organisasi Penggerak Merdeka Belajar berupa pelatihan Managemen Berbasis Sekolah (MBS). Kegiatan berlangsung dua hari Sabtu-Minggu, tanggal 18-19 Maret 2023 bertempat di Aula Sekolah Bumi Kartini Kuwasen Jepara. Pelatihan dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Jepara yang diwakili oleh Kepala Bidang Sekolah Dasar, Edi Utoyo, M.Pd.

Pelatihan MBS merupakan bagian dari kegiatan Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbud Ristekdikti yang diimplementasikan oleh Yayasan Pendidikan Bumi Kartini Jepara. Kegiatan ini diikuti oleh 120 peserta dari 20 Sekolah Dasar kawasan pedalaman dan kepulauan Kabupaten Jepara. Setiap sekolah mengirimkan 6-7 orang terdiri dari Kepala Sekolah, bendahara BOS, Guru, Komite, unsur pemerintah Desa dan Pengawas Dabin.

blank
Dr. Mayadina Rohmi Musfiroh, SHI, MA,

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari pelatihan sebelumnya yaitu pembelajaran aktif dan program budaya baca. Pembukaan kegiatan dihadiri oleh Kasi PTK Disdikpora, Kabid SD Disdikpora, Pembina dan Pengurus Yayasan Pendidikan Bumi Kartini dan segenap peserta.

Pengurus Yayasan Pendidikan Bumi Kartini Jepara Dr. Mayadina Rohmi Musfiroh, SHI, MA dalam sambutannya mengungkapkan, kebijakan Merdeka Belajar sejalan dengan semangat dan konsepsi keadilan sosial dalam Islam.

Mengutip Sayyid Qutb Mayadina Rohmi Musfiroh mengungkapkan, bahwa keadilan sosial sebagai tatatan sosial ideal masyarakat memiliki tiga syarat yaitu pemerdekaan jiwa (at-Taharrur al-Wijdany), kesetaraan antar umat manusia (al-Musaawah Baina an-Nas), dan jaminan sosial (at-Takaful al-Ijtima’i) yang dapat diperankan oleh negara.

“Syarat pemerdekaan jiwa ini selaras dengan konsepsi Merdeka Belajar yang diluncurkan Mas Menteri tahun 2019 lalu, khususnya dalam dunia pendidikan,” ujar Mayadina Rohmi Musfiroh.

blank
Kabid SD Disdikpora Jepara, Edi Utoyo, M.Pd

Dalam sambutannya Kepala Bidang Sekolah Dasar, Edi Utoyo, M.Pd. menjelaskan bahwa materi pelatihan Managemen Berbasis Sekolah merupakan bagian dari rangkaian kebijakan otonomi daerah dimana Kepala Sekolah mengelola sekolah dengan perencanaan yang juga otonom.

Dengan diluncurkannya Kebijakan Merdeka Belajar semakin meluaskan sekolah dan Kepala Sekolah untuk membuat perencanaan program sekolah agar semakin meningkatkan hasil belajar peserta didik. “Namun demikian kemerdekaan membuat rencana sekolah ini merupakan tantangan tersendiri,” ujar Edy Utoyo.

Ia juga menjelaskan, ibarat burung dalam sangkar, dulu sekolah dan kepala sekolah diarahkan, dituntun, di plot oleh Dinas Pendidikan atau Kementerian. Dengan Merdeka Belajar sangkarnya telah dibuka dimana Kepala Sekolah memiliki kemerdekaan. “Disini indahnya pelatihan MBS ini agar kita mengetahui arah dan tujuan kemana sekolah akan membawa kemerdekaan yang betul-betul dirasakan manfaatnya bagi pencapaian hasil belajar peserta didik,” ujarnya.

Dalam kegiatan kali ini peserta dilatih bersama tentang konsepsi Merdeka Belajar, Kurikulum Merdeka, Pembelajaran Aktif, menggerakkan ekosistem pendidikan dan managemen berbasis sekolah. Selama dua hari proses pelatihan difasilitasi oleh Dr. Saminanto fasilitator nasional program Pintar Tanoto Foundation dari UIN Walisongo, Pujito, S,Pd mentor Guru Penggerak nasional, dan fasilitator Merdeka Belajar dari Sekolah Bumi Kartini Lutfi Rahman, S.Ag, Asmal Wafa, S,Pd, Maryatul Qibtiyah, S.Pd.

Hadepe- Lutfi R