KOTA MUNGKID ( SUARABARU.ID)-Kegiatan belajar-mengajar di dua sekolah dasar (SD) yang ada di lereng Gunung Merapi, tepatnya di Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang memberlakukan secara semi daring.
Para siswa kelas 1 hingga kelas 5 SD Krinjing diberi tugas untuk dikerjakan di rumah dan keesokan harinya masuk sekolah untuk mengumpulkan tugas tersebut.
“Sementara untuk siswa kelas 6 yang telah memasuki ujian praktik tetap masuk mengikuti ujian praktik secara tatap muka mulai pukul 07.30 WIB hingga pukul 11.00 WIB,” kata Kartini, Kepala SD Negeri Krinjing 2 Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang , Senin (13/3/2023).
Kartini mengatakan, kegiatan belajar-mengajar secara semi daring bagi siswa kelas 1 hingga 5 tersebut dilakukan, untuk menjaga keselamatan para peserta didik, setelah terjadinya erupsi Merapi pada Sabtu (11/3) lalu.
Menurutnya, pembelajaran semi daring tersebut dilakukan setelah pihaknya menerima arahan dari Korwil Dinas Pendidikan Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang .
Kartini menjelaskan, pada arahannya Korwil Dinas Pendidikan Kecamatan Dukun meminta kepada dua kepala sekolah dasar di lereng Gunung Merapi tersebut terkait plus –minus pelaksanaan kegiatan belajar mengajar secara daring, setelah terjadinya erupsi Merapi.
Baca juga Merapi Erupsi, Hujan Abu Sampai Kota Magelang Wisatawan di Ketep Saksikan Luncuran Wedhus Gembel
“ Bu Korwil Dinas Pendidikan Kecamatan Dukun juga minta mempertimbangkan sisi positif dan negatitnya. Kalau anak-anak tetap masuk sekolah dengan tetap mempertimbangkan keselamatan jiwa anak-anak,”katanya.
Ia menambahkan, sedangkan bencana alam tidak dapat diprediksi akan datang kapan, sehingga pihaknya mengutamakan keselamatan jiwa anak didiknya.
Ia menambahkan, pembelajaran semi daring tersebut dilaksanakan hingga batas waktu yang belum ditentukan dan mengikuti perkembangan situasi dan kondisi erupsi Gunung Merapi.
Kartini mengatakan, pada saat terjadinya eruspi Merapi pada Sabtu sekitar pukul 12.12 WIB, seluruh siswa SD Krinjing 2 yang berjumlah 60 anak masih mengikuti ekstra kurikuler karate di halaman sekolah tersebut.
“Saat erupsi terjadi dan hujan abu mulai turun, cuaca berubah gelap. Dan, anak-anak langsung berteduh di teras ruangan kelas,”ujarnya.
Kartini menjelaskan, saat cuaca berubah sedikit gelap sedikit kepanikan terjadi pada masing-masing orangtua siswa dan kalangan pendidik.
“ Para orangtua dan guru-guru sedikit panik, karena teringat kejadian erupsi Merapi pada tahun 2010 silam,” imbuhnya. W. Cahyono