blank
Sarasehan USM-PWI di Borobudur, Magelang, hari ini. Foto: eko

KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID) – PWI Jateng dan Universitas Semarang (USM) menggelar sarasehan tentang sumbangan pemikiran terkait pengembangan dan peningkatan Balai Ekonomi Desa (Balkondes) di Borobudur, hari ini Sabtu (11/3/24/23). Kegiatan di Hotel Doman, Borobudur, itu dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional 2023.

Rektor USM, Dr Supari, menyatakan akan mengulurkan tangan tentang apa yang dapat diperbuat untuk tumbuh berkembang bersama masyarakat sekitar Borobudur. Disebutkan, USM punya sekitar 400 dosen dan 20 ribu mahasiswa. Potensi itu kiranya dapat membantu warga Magelang untuk berkolaborasi dan aksi nyata apa yang bisa diterapkan di Borobudur.

Dalam acara itu dia menayangkan video tentang potensi USM. Termasuk  menampilkan kegiatan beberapa fakultas, seperti Hukum, Ekonomi, Teknologi, Pertanian, dan Magister Manajemen. Dari tayangan tersebut diharapkan warga tahu kemampuan USM dan apa saja yang bisa dilakukan untuk pengembangan pariwisata di Borobudur.

Sementara itu Ketua PWI Jateng, Amir Machmud NS, menyambut baik ajakan kolaborasi dari USM. Disebutkan, sejak beberapa tahun lalu PWI sudah terlibat dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Magelang. “Kami sudah terlibat berbagai kegiatan untuk menyokong kegiatan wisata Magelang,” katanya.

Disebutkan pula, tahun ini PWI Jateng juga bekerja sama dengan sejumlah pemda dalam mendung berbagai kegiatan. Itu bagian untuk melengkapi kerja sama dengan berbagai pihak. Termasuk kerja sama dengan USM ikut mempromosikan Program Studi Pariwisata.

blank
R Widiyartono menerima penghargaan panitia. Foto: eko

Amir menyebutkan, pendekatan ke kampus bermaksud kolaborasi. Itu akan menunjukkan performa. Selain sebagai praktisi jurnalistik, juga fungsi kontrol, dan edukasi
sesuai Undang Undang Pers.

Dalam sarasehan tersebut R Widiyartono yang merupakan Pemred Suarabaru.id  bertindak sebagai moderator. Dia memberi kesempatan kepada Kades Karangrejo – Muhammad Heli Rofikun, Kades Sambeng –
Rowiyanto, dan Kades Candirejo – Singgih untuk memaparkan potensi desa masing-masing. Kades Karangrejo – Muhammad Heli Rofikun dalam acara itu memaparkan potensi wisatanya.
Desa dengan enam dusun itu memiliki beberapa objek wisata yang salah satunya Punthuk Setumbu. Destinasi itu untuk melihat matahari terbit antara Merapi dan Merbabu.
Pancaran mataharinya mengenai Candi Borobudur. Juga punya Gereja Ayam – Bukit Rema, Kebun Buah, Balkondes.

“Kerja sama dengan universitas sangat dibutuhkan, terutama terkait SDM masyarakat setempat. Produk UMKM lokal belum tergarap maksimal. Jajanan produk setempat dijual borongan kepada warga Yogyakarta dan kota lain, saat kembali ke Karangrejo sudah dengan paket yang bagus dan harganya mahal,” katanya.

Kades Sambeng, Rowiyanto, dalam kesempatan yang sama menyatakan masih butuh bantuan. Dia sangat menerima ajakan kerja sama PWI dan USM. UMKM sudah banyak, seperti Topi Pandan dan Sandal Pandan. Juga ada makanan Slondok dan Emping Tela. “Kendalanya kekurangan singkong,” katanya.

Sedangkan Kades Candirejo, Singgih, juga membuka diri buat USM dan PWI. Dipaparkan, dengan adanya pengunjung dilarang naik ke Candi Borobudur, desa mendapat dampak positif. Misalnya banyak pengunjung yang keliling naik mobil VW.

Kepala Bappeda, Taufik Hidayat Yahya, mengatakan, dengan adanya penetapan Candi Borobudur sebagai destinasi super prioritas, itu merupakan anugerah. Kini dipasang lampu hias dan jalannya dilebarkan.
Ditambah jalan tol pada tahun 2024 akhir atau 2025 awal sudah bisa digunakan, akan makin banyak pengunjung. “Bagi warga Jakarta, daripada macet di Jakarta, akan banyak yang memilih ke Yogyakarta. Karena Jakarta-Yogyakarta akan bisa ditempuh tujuh jam,” katanya.

Eko Priyono