Oleh: Rodhiatul Khomsyah, S PdI
Guru PAI SMPN 2 Garung Wonosobo
Tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada murid, agar mereka sebagai manusia maupun anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Sebagai pendidik, guru tentu menyadari bahwa setiap murid adalah unik dan memiliki kodratnya masing-masing. Tugas guru adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap murid untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masing-masing dan memastikan bahwa dalam prosesnya, murid-murid tersebut merasa selamat dan bahagia.
Untuk mewujudkan hal tersebut guru perlu menerapkan pembelajaran berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid.
Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan : kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar muridnya.
Bagaimana guru menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan bekerja keras untuk mencapai tujuan belajar yang tinggi, manajemen kelas yang efektif dan penilaian berkelanjutan.
Kebutuhan Murid
Sebelum melaksmuridan pembelajaran berdiferensiasi guru perlu melakukan identifikasi terhadap kebutuhan murid. Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek.
Yaitu, kesiapan belajar (readiness) murid, minat murid, dan profil belajar murid mendapatkan informasi tentang kebutuhan belajar murid, tidak selalu harus melibatkan sebuah kegiatan yang rumit.
Guru yang memperhatikan dengan saksama hasil penilaian formatif, perilaku murid, refleksi murid, dan terbiasa mendengarkan dengan baik murid-muridnya biasanya akan lebih mudah mengetahui kebutuhan belajar murid-muridnya.
Membuat catatan tentang profil murid juga akan sangat membantu guru menyesuaikan proses pembelajaran dengan kebutuhan murid-muridnya.
Pembelajaran Berdiferiansi
Terdapat 3 strategi pembelajaran berdiferensiasi, yaitu diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk. Guru dapat melakukan diferensiasi konten, proses atau produk secara terpisah atau kombinasi.
Di antara ketiganya yang terpenting pertimbangan utamanya adalah tentang sejauh mana diferensiasi yang kita pilih tersebut dapat memenuhi kebutuhan murid dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Pertama, diferensiasi konten. Diferensiasi konten merupakan metode pembelajaran dengan cara memberikan materi kepada siswa berdasarkan kesiapan belajar, minat dan profil belajar tetapi tetap sejalan dengan tujuan pembelajaran/kurikulum yang berlaku.
Guru dapat menyediakan bahan ajar yang beragam formatnya sesuai dengan kebutuhan belajar murid seperti dalam bentuk buku, poster, video, audio dan sebagainya.
Guru juga dapat menyediakan teks yang lebih mudah untuk dibaca kepada siswa yang memang masih mengalami kesulitan memahami konsep, bisa juga dengan memecah materi yang banyak menjadi bagian-bagian kecil.
Sehingga lebih mudah dipahami oleh murid yang masih kesulitan ataupun dengan cara membuat kosa kata-kata kunci dan definisinya ataupun memberikan teks bacaan dengan topik beragam.
Kedua, diferensiasi proses. Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan : 1). Memberikan pendampingan atau tingkat dukungan yang berbeda bagi murid. Misalnya siswa sangat mampu dapat bekerja hanya dengan pertanyaan pemandu, murid yang cukup mampu dapat bekerja hanya dengan diberikan contoh dan dapat melanjutkan bekerja mandiri.
Sedangkan untuk murid yang masih kesulitan dapat dibantu secara intensif. 2). Membuat kelompok belajar tambahan untuk mengajarkan kembali konten dengan cara yang baru atau lebih terbimbing bagi murid yang mengalami kesulitan.
3). Memberikan kesempatan kepada murid untuk memilih apakah ia ingin membaca materi secara individu atau kelompok.
4). Memberikan pilihan berdasarkan minat, misal saat materi sejarah peradaban Islam murid diminta untuk menceritakan sosok tokoh ilmuwan muslim murid bebas menentukan tokoh yang ingin mereka eksplorasi.
5). Memberikan pilihan murid untuk bekerja sambil berdiri atau duduk..6). Memberikan pilihan kepada murid untuk melakukan pembelajaran di dalam atau di luar kelas.
Ketiga, diferensiasi produk. Produk merupakan hasil pekerjaan atau unjuk kerja yang harus ditunjukan pada guru. Produk adalah sesuatu yang ada wujudnya bisa berbentuk karangan, tulisan, hasil tes, pertunjukan, presentasi, pidato, rekaman, diagram dan sebagainya.
Yang paling penting produk ini harus mencerminkan pemahaman murid yang berhubungan dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Dalam pemberian penugasan berupa produk, guru diharapkan memberikan kebebasan kepada para murid untuk menyajikan produk yang mereka buat sesuai dengan bakat dan minat masing-masing.
Misalnya bagi murid yang senang menulis bisa menyajikan produk mereka dalam bentuk artikel, puisi, cerpen dan yang lainnya. Bagi murid yang memiliki bakat menggambar dapat menyajikan tugas yang mereka buat dalam bentuk gambar, poster, infografis dan sebagainya.
Demikian juga dengan topik yang ditawarkan juga berbeda disesuaikan dengan minat murid. Keterampilan yang dilatih tetap sama, yaitu membuat karya, walaupun jenis dan topiknya mungkin berbeda.
Namun demikian guru tetap harus memberikan acuan penilain pada murid agar tugas yang mereka buat sesuai dengan kriteria.