WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Era disrupsi digital dan perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat, menuntut seluruh sektor untuk bergerak maju. Termasuk arus transformasi dan kemajuan teknologi digital di lingkungan pemerintahan.
Sebagaimana disampaikan Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat saat membuka acara “Digital Talent Scholarship Government Transformation Academy (GTA) & Vocational School Graduate Academy, di Pendopo Bupati Selatan.
Kemampuan aparatur pemerintahan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi harus mampu mendorong kemajuan negeri ini, khususnya di Wonosobo. Yaitu mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan dunia global yang sarat akan teknologi digital.
“Pemkab Wonosobo tengah mengupayakan mewujudkan agile government sekaligus mencapai birokrasi dan pelayanan berkinerja tinggi, menjadi tujuan dari percepatan penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE),” ujarnya.
Menurut Afif, hal itu dapat tercapai bila didukung oleh berbagai faktor, seperti penguatan kebijakan, penganggaran, infrastruktur, dan pengembangan sumber daya manusia sebagai aparatur pelaku transformasi digital dalam pemerintahan.
“Melalui pelatihan ini, semoga semakin banyak aparatur pemerintahan di Wonosobo, baik ASN maupun Non ASN yang cakap dalam mengelola kemajuan teknologi informasi. Sehingga, transformasi pemerintahan ke arah good governance dan clean government dapat segera terwujud, guna meningkatkan kualitas pelayanan publik,” jelasnya.
Daya Saing
Kepala Balai Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Yogyakarta, Christiany Juditha menjelaskan, tujuan program ini untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing, produktivitas, profesionalisme SDM bidang teknologi informasi dan komunikasi bagi angkatan kerja muda Indonesia.
Dengan demikian, lanjut dia, dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa di era Industri 4.0, serta mampu memenuhi kebutuhan tenaga terampil di bidang teknologi.
“Setahun lalu kita melakukan pemetaan kebutuhan kabupaten/kota, jadi ini usulan dari teman-teman Dinas Kominfo di Wonosobo dan instansi lainnya. GTA dan VSGA menjadi pilihan prioritas,” jelas Judhita.
Menurutnya, di era sekarang segala informasi sudah tersajikan melalui media sosial, maka dirasa penting analisis media sosial untuk melihat bagaimana opini publik atau isu-isu yang berkembang di media sosial. Sehingga bisa menjadi bahan untuk membuat satu strategi komunikasi guna mendukung pengembangan wilayah.
Hal senada juga disampaikan Kepala Diskominfo Wonosobo, Fahmi Hidayat, peningkatan pelayanan publik suka tidak suka, mau tidak mau harus berbasis digital. Untuk itu harus mampu mengetahui, menguasai, dan memanfaatkan atau berdampingan dengan digital.
“Media sosial hari ini menjadi alat ukur indikator dan referensi cepat masyarakat. Mudah-mudahan kehadiran pelatihan ini bermanfaat bagi peningkatan kapasitas sumber daya manusia aparatur pemerintah,” imbuhnya.
Kegiatan ini merupakan wujud kerjasama antara Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Wonosobo, Badan Kepegawaian Daerah (BKD), dengan Balai Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Yogyakarta.
Pelatihan yang dilaksanakan mulai 6 sampai 10 Maret ini, diikuti 150 orang dengan mengusung empat tema utama, yaitu Social Media Analyst (SMA), Analis Kota Cerdas (AKC), Junior Office Operator (JOO) dan Junior Web Developer (JWD).
Muharno Zarka