KUDUS (SUARABARU.ID) – Bupati Kudus HM Hartopo mengunjungi warga korban banjir yang berada di beberapa posko pengungsian, Sabtu (4/3). Dalam kesempatan tersebut, bupati berjanji segera merealisasikan upaya pembangunan infrastruktur pengendali banjir.
Menurutnya saat ini Pemkab Kudus sudah merencanakan pembangunan rumah pompa dengan pompa berkapasitas 5.000 liter per detik yang merupakan bantuan dari Kementerian PUPR. Normalisasi sungai SWD 1 juga akan segera dilakukan atas uluran tangan pemerintah pusat.
“Kami terus berkoordinasi dengan Pak Menteri PUPR agar normalisasi dipercepat. Kami juga sudah mengusulkan dua embung dan pembangunan waduk lagi untuk pengairan dan menampung air saat musim hujan. Semoga bisa terealisasi,” kata Hartopo, kepada awak media.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Camat Undaan dan Kepala Desa Karangrowo untuk memantau ketinggian air Sungai Piji. Apabila Sungai Piji telah surut, akan dilakukan pompanisasi.
“Kami terus memantau ketinggian dan debit air Sungai Piji. Kalau sudah memungkinkan langsung kami pompa,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Kudus Hartopo meninjau kondisi pengungsi di posko pengungsian GKMI Tanjung Karang Kecamatan Jati dan Balai Desa Karangrowo Kecamatan Undaa.
Saat tiba, Hartopo langsung mengecek dapur umum. Beberapa relawan sedang memasak untuk makan siang. Pihaknya memastikan stok logistik tercukupi.
“Logistiknya aman, kan? Pokoknya kalau butuh sesuatu langsung koordinasi dengan BPBD,” ucapnya.
Setelah itu, Hartopo menyapa para pengungsi yang didominasi anak-anak. Jumlah seluruh warga yang mengungsi di sana sekitar 105 jiwa. Bupati sempat berdialog dan bercanda dengan anak-anak di pengungsian. Kemudian, Hartopo mengingatkan agar anak-anak tetap semangat belajar
Hartopo juga mengajak pengungsi berbesar hati dalam menghadapi ujian. Pihaknya bersama Forkopimda dan stakeholder terkait akan berupaya untuk menuntaskan permasalahan banjir di Kabupaten Kudus.
“Yang sabar nggih Pak, Bu. Insyaallah kami akan mengupayakan yang terbaik agar permasalahan banjir tuntas,” paparnya.
Di Balai Desa Karangrowo, Undaan. Pengungsi didominasi lansia dan anak-anak. Jumlah keseluruhan pengungsi sekitar 37 KK atau 68 jiwa. Terdiri dari 5 balita, 8 anak-anak, 8 remaja, 21 orang dewasa, dan 26 lansia.
Di sana, Hartopo menyerahkan secara simbolis bantuan dari Pemerintah Kabupaten Kudus. Penyerahan bantuan didampingi Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus Mundir dan Kepala Dinsos P3AP2KB Agung Karyanto.
“Semoga bantuan ini bisa mengurangi beban Bapak dan Ibu semuanya,” lanjutnya.
Bantuan yang diberikan terdiri dari sembako dan bingkisan berisi perlengkapan bayi, baju layak pakai, dan peralatan mandi. Seluruh bantuan akan disalurkan secara bertahap melalui BPBD Kudus.
Kondisi kesehatan pengungsi tak luput dari perhatian Hartopo. Oleh karena itu, tenaga medis diminta sigap memantau kondisi pengungsi. Apabila harus ditangani secara intensif, Hartopo meminta petugas kesehatan segera berkoordinasi dengan pihak terkait.
“Kesehatan pengungsi nomor satu. Jadi harus dipantau terus,” ucapnya pada tenaga kesehatan.
Ali Bustomi