blank
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyerahkan hadiah kepada juara 1 lomba jurnalistik. Foto: Dok/SB

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Tiga wartawan mendapatkan penghargaan setelah tampil sebagai juara Lomba Jurnalistik bertema ‘’Semarang Rumah Kita’’.

Penyerahan penghargaan tersebut dilakukan pada Puncak Peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2023 Tingkat Jateng di Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Jumat (3/3) malam.

Ketiga penerima penghargaan dalam lomba yang digelar PWI Jawa Tengah dan Pemkot Semarang yaitu Y Bagyo Harsono (Kabupaten Magelang) sebagai juara I, Lilik Darmawan (Banyumas) peringkat kedua, dan Siswo Ariwibowo (Kota Semarang) urutan ketiga.

PWI Jateng juga memberikan apresiasi kepada tujuh PWI Kabupaten/Kota yang dinilai memiliki kinerja yang baik dalam pengelolaan organisasi PWI. Penerima itu meliputi PWI Kabupaten Magelang, Blora, Purworejo, Kota Tegal, Rembang, Banyumas, dan Kudus.

Penyerahan penghargaan kepada PWI kabupaten/kota dilakukan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo didampingi Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Pusat Sasongko Tedjo dan Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS. Sedangkan hadiah kepada juara lomba jurnalistik diserahkan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Puncak peringatan HPN Tingkat Jateng berlangsung gayeng. Apalagi dipandu MC kocak Sarju yang sesekali memancing tawa hadirin.

Sejumlah tokoh hadir dalam resepsi tersebut, diantaranya Ketua Umum MUI Jateng KH Ahmad Darodji, Kepala Dinas Kominfo Jateng Riena Retnaningrum, Rektor Universitas Semarang Supari, Pembina Yayasan Alumni Undip Soeharsojo, Rektor Universitas Wahid Hasyim Semarang KH Mudzakir Ali, Rektor Universitas Katolik Soegijapranata Ferdinand Hindiarto.

Hadir pula Wakil Rektor 2 Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Dedi Rusdi dan Kepala Humas Setiawan, serta Kepala Bagian Promosi dan Admin Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Nina Setiyawati dan Sisca, pengurus Dewan Kehormatan Provinsi PWI Jateng, sejumlah wartawan senior, ibu-ibu Ikatan Keluarga Wartawan Indonesia Jateng, anggota Forkopimda, dan para mitra kerja PWI.

Jadi Partner

Dalam sambutannya, Ganjar lebih banyak menggambarkan realitas bagaimana dahsyatnya informasi media sosial yang menggeser peran media massa mainstream. Dia mencontohkan, kasus penganiayaan yang dilakukan anak seorang pejabat dan viral berdampak besar pada kehidupan pejabat tersebut.

‘’Saya tidak akan mengomentari perkara hukum atau yang lainnya. Tapi dari kejadian itu saya jadi bertanya-tanya, kenapa ya banyak kasus-kasus yang semula kita anggap sebagai kejadian biasa-biasa saja, justru bisa terbuka lebar setelah netizen atau media sosial mengungkapnya. Kenapa bukan temen-temen wartawan dari media massa?’’ kata Ganjar.

Bicara soal pers, kata Ganjar, media sosial tetaplah sebagai partner atau penajam senjata yang selama ini dimiliki media massa. Karena perkembangan tekonologi tidak bisa dihindari. Ketika satu aplikasi baru lahir, ketika satu platform media sosial baru lahir, maka media massa harus juga memiliki. Dengan demikian, kekuatannya tidak bisa diremehkan.

Di bagian lain, Sasongko Tedjo dari PWI Pusat menyitir pernyataan Presiden Joko Widodo dalam Peringatan HPN Tingkat Nasional di Medan, bahwa pers Indonesia kondisinya sedang tidak baik-baik saja. Bukan persoalan kebebasan pers, tapi ancaman secara kelembagaan ekonominya sedang dalam bahaya.

‘’Saat ini 60 persen kue iklan secara nasional dikuasai platfom digital asing. Bukan hanya media cetak, televisi pun sudah tengah goyang-goyang. Ini bukan hanya di Indonesia, tapi juga di berbagai negara,’’ kata mantan ketua PWI Jateng itu.

Sementara Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS kembali mengingatkan, bahwa Undang-Undang No 40 Tahun 1999 tentang Pers bukan hanya melindungi profesi wartawan, namun juga menjauhkan masyarakat dari kemungkinan kesewenang-wenangan  atau anarki jurnalistik.

‘’Maka pada HPN 2023 dengan mengusung sub tema ‘’Wartawan Cerdas, Media Waras’’, PWI Jateng terus membangun reputasi jurnalistik kepada para anggotanya. Bagaimana kita memadukan kemampuan skill kewartawana dan bagaimana mentransformasi etika sebagai pijakan tugas profesi kita,’’ tandas Amir.

Ning Suparningsih