blank
Babinsa Serka Ali dari Koramil-04 Wuryantoro Kodim 0728 Wonogiri, memimpin kerja bakti gotong royong bersih kubur bersama masyarakat.(Dok.Pendim 0728 Wonogiri)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Bulan Ruwah, oleh masyarakat Jawa dipahami sebagai Bulan MeRUhi ArWAH. Yakni waktu yang dianggap baik untuk melakukan tradisi nyekar atau ziarah kubur. Tradisi tahunan ini, lazim dilakukan dalam menyongsong Bulan Puasa (Ramadan).

Di sejumlah tempat, acara ini disebut sebagai Nyadranan. Ditandai acara nyekar bersama dan jumlah orang yang banyak. Mereka membawa serta aneka makanan untuk melakukan kenduri selamatan di makam. Yang menjadi rangkaian sarana mendoakan para roh arwah leluhur.

Budayawan Jawa peraih anugerah Bintang Budaya, Kanjeng Raden Arya (KRA) Drs Pranoto Adiningrat MM, mengatakan, dalam kalender, Bulan Ruwah Tahun Ehe 1956, telah dimulai dari Tanggal 21 Februari 2023 lalu. Ini didasarkan perhitungan bahwa Senin (20/2) merupakan Hari Tilem (bulan terkahir) Bulan Rejeb.

Di awal Bulan Ruwah, banyak masyarakat pedesaan yang gugur gunung (kerja bakti) bergotong-royong melakukan tradisi bersih kubur (membersihkan makam). Tujuannya, agar ketika para ahli waris datang nyekar ke kuburan, kondisi makam telah bersih. Kerja bakti bersih kubur ini, dilakukan pada makam yang tak memiliki Juru Kunci. Sementara tradisi nyekar, biasa ramai dilakukan setelah Tanggal 15 sampai akhir Bulan Ruwah.

Dalam Buku Bauwarna Tata Adat Cara Jawa, karya Drs R Harmanto Bratasiswara (Yayasan Suryasumirat, Jakarta 2000), nyekar dipahami sebagai acara mengirim bunga pamulen kepada roh arwah para leluhur, sebagai bentuk penghormatan, yakni sarana mendoakan agar dosa dan kesalahannya diampuni Tuhan.

Tanggal 15

Nyekar sering disebut tradisi Ngirim Luwur atau Ngirim Leluhur. Tradisi Nyekar di Bulan Ruwah, biasa dilakukan beramai-ramai setelah pertengahan bulan, yakni setelah Tanggal 15 (kalender Jawa) sampai akhir bulan. Juga dilakukan sesudah Tangal 21 Bulan Puasa.

Serka Ali, Babinsa Desa Sumberejo, Koramil-10/Wuryantoro jajaran Kodim 0728 Wonogiri, Senin (27/2), bersama-sama warga melaksanakan kerja bakti pembersihan Tempat Pemakaman Umum (TPU) ”Puri Waluyo” di Dusun Sambirejo, Desa Sumberejo, Kecamatan Wuryantoro.

Kerja bakti gotong-royong bersih kubur yang melibatkan pamong desa dan pemuka masyarakat ini, juga menyasar ke lingkungan sekitar makam. Termasuk membersihkan rerimbun jalan menuju TPU.

Kehadiran Babinsa dalam kegiatan bersih kubur di Bulan Ruwah tersebut, sekaligus sebagai penguatan kemanunggalan TNI dengan Rakyat, dan menjadi bagian implementasi pembinaan teritorial oleh Babinsa sebagai ujung tombak aparat teritorial kewilayahan.

Bambang Pur