blank
Penanaman bibit cabai secara serentak di Wonosobo berhasil pecahkan Rekor Muri. Foto : SB/dok LP3M Unsiq

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Unsiq Jateng di Wonosobo berhasil meraih rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) dengan menanam 100.000 bibit cabai di 100 Desa di 13 Kecamatan di Wonosobo.

Rekor Muri tersebut berhasil dicetak melalui kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) dengan program Gerakan Tanam Cabai pada Keluarga untuk Ketahanan Pangan (Gertancab Pake Tangan) di 100 Desa di Wonosobo.

Penyerahan Rekor Muri dilakukan di Gedung Olahraga (GOR) Desa Bumirejo Mojotengah Wonosobo, Senin (27/2/2023). Adapun penanaman bibit cabai secara serentak dilakukan di seluruh desa yang jadi lokasi KPM Unsiq.

Ketua LP3M Unsiq Jateng Ahmad Khoiri menyampaikan, kegiatan tersebut diikuti secara langsung oleh petani dan masyarakat di GOR Desa Bumirejo dan diikuti secara serentak lewat daring di 99 desa lainnya.

“Pemecahan rekor Muri ini tercatat sebagai penanaman cabai Secara bybrid terbanyak, dengan pusatnya di Desa Bumirejo, yang diikuti 99 desa lainnya secara daring. Jadi selain penanaman cabai dengan jumlah banyak juga dilakukan secara serentak,” tuturnya.

Ketahanan Pangan

blank
Penyerahan sertifikat Rekor Muri kepada Rektor Unsiq Jateng Dr Z Sukawi, MA. Foto : SB/dok LP3M Unsiq

Menurut dosen program studi Pendidikan Fisika di FTIK Unsiq itu, desa yang terpilih merupakan lokus kemiskinan yang tersebar di Kabupaten Wonosobo. Setiap desa menyiapkan sebanyak 1.000 tanaman cabai.

“Kegiatan ini sebagai intensifikasi pekarangan rumah sebagai area tanam, sekaligus memanfaatkan sampah rumah tangga (barang bekas) sebagai media tanam cabai,” katanya.

Dipilihnya tanaman cabai, karena cocok ditanam di daerah Wonosobo, mudah dirawat dan memiliki nilai ekonomis. Hasil panen cabai jika harga tengah melambung tinggi juga sangat menguntungkan petani.

Selain itu, lanjut dia, komoditas cabai juga memiliki harga yang fluktuatif berdampak langsung terhadap naik turunnya inflasi yang akan mempengaruhi ketahanan pangan keluarga miskin.

“Semoga nantinya bisa memberikan manfaat meskipun sedikit, terlebih bagi keluarga yang masuk kategori kurang dalam ketahanan pangan. Dengan menanam cabai kesejahteraan petani diharapkan bisa meningkat,” ucapnya.

Muharno Zarka