blank
Ketua Dewan Kehormatan PWI Provinsi Jateng Drs. Sri Mulyadi MM sedang memberikan materi tentang hukum pers dan kode etik jurnalistik. Foto: Agus Supriyanto

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Sebanyak 104 mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung (FH Unissula) Semarang mengikuti Sekolah Jurnalistik PWI Jawa Tengah Angkatan XV Tahun 2023 di kampus FH Unissula, Semarang, Jumat-Sabtu (24-25/2/2023).

Pembukaan Sekolah Jurnalistik hasil kerja sama FH Unissula dengan PWI Jateng tersebut dihadiri Dekan FH Dr Bambang Tri Bawono SH MH, Wakil Dekan II Dr Arpangi SH MH, mantan dekan FH Dr Jawade Hafidz dan Ketua PWI Amir Machmud NS.

Dr Bambang mengatakan, banyak manfaat yang diperoleh mahasiswa FH dengan sekolah jurnalistik ini, di antaranya memberikan pengalaman di dunia tulis menulis di media massa. Pada era digital yang sangat berkembang seperti sekarang, kegiatan ini juga memberikan tambahan literasi media bagi mahasiswa.

‘’Kami merasa bersyukur, mahasiswa Fakultas Hukum dikenalkan kawan-kawan PWI terhadap seluk-beluk dunia pers. Kita tahu, dalam teori kekuasaan, pers merupakan pilar keempat setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif. Pers berpengaruh dalam perkembangan peradaban bangsa dan negara,’’ tandas Bambang.

Dia juga berharap, Sekolah Jurnalistik juga berguna dalam membangun karakter, literasi berpikir, cara pandang dan menginsipirasi kepada mahasiswa yang berminat terjun di dunia media. Kepada peserta, Bambang mengingatkan agar jangan menjadikan forum ini sebagai formalitas dalam kerangka mendapatkan sertifikat, tapi upaya menggali potensi diri dalam berliterasi.

‘’Tak lupa, mahasiswa harus terus mengembangkan nilai-nilai birrul walidain atau menyayangi dan menghormati orang tua,’’ tambahnya.

Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS menjelaskan, mahasiswa Fakultas Hukum Unissula beruntung karena sejak 2016 manajemen fakultas ini telah memberikan kesempatan bagi alumninya untuk membekali diri bukan hanya pengetahuan tapi skill dalam menulis atau kompetensi dalam mendokumentasi.

‘’Artinya kita mencatat, merespons perkembangan peradaban dunia apa saja, bisa hukum maupun sosial. Kita tidak dibatasi untuk menulis soal hukum saja, tapi apa saja yang menggugah kita sebagai akademisi. Saat kita merespons, kita bisa memberikan pandangan-pandangan lewat tulisan yang bisa berguna bagi masyarakat,’’ ujar wartawan senior yang juga penulis buku itu.