blank
Keluarga besar (trah) Sutahaknyono yang mengadakan rapat pleno di Purwokerto, berfoto bersama di bawah patung Batur dan Raden yang jadi ikon lokawisata Baturraden.(SB/Bambang Pur)

PURWOKERTO (SUARABARU.ID) – Lokasiwisata Baturraden terletak sekitar 13 KM arah utara Kota Purwokerto, Jateng. Berada di lereng selatan Gunung Slamet, tepatnya di Dusun dan Desa Karangmangu, Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

Berada pada ketinggian (elevasi) + 600-700 Meter (M) Dari Permukaan Laut (dpl), menjadikan Baturraden berhawa sejuk dingin. Lokawisata ini, telah dikenal sejak Zaman Penjajahan Belanda, sekitar Tahun 1928. Itu diawali saat para Belanda yang bertugas di pabrik gula (Purworejo, Kalibagor, Sumpiuh, Purbalingga, dan Klampok) membangun hunian atau vila di lereng Gunung Slamet.

Baturraden menyimpan legenda romantika kisah cinta beda kasta dari tokoh pendiri kawasan tersebut, yang erat kaitannya dengan keberadaan Kadipaten Kutaliman, yang konon berlokasi di 10 kilometer sebelah barat kaki Gunung Slamet.

Adipati Kutaliman memiliki seorang putri (Raden Ayu) dan seorang abdi dalem (Batur) yang bernama Gamel. Yakni seorang pemuda tampan yang tekun bekerja, setia mengurus rumah tangga Sang Adipati dan mengurus kuda tunggangannya.

Suatu hari, saat sedang bekerja, Gamel, mendengar suara jeritan minta tolong dari seorang wanita dari balik hutan. Dia bergegas menuju ke sumber suara untuk menolongnya. Ternyata wanita itu akan dimangsa ular besar. Secara cekatan, Gamel, segera membunuh ular tersebut demi menyelamatkan Sang Wanita yang ternyata putri Adipati.

Sejak kejadian tersebut, Sang Putri (Bangsawan bergelar Raden Ayu) jatuh cinta dengan Gamel (Batur). Tapi kisah cinta beda kasta antara Batur dan Raden ini, tidak direstui Sang Adipati.

Cikal Bakal

Ada dua versi cerita rakyat terkait dengan nasib diri Gamel, sebagai buntut tidak direstuinya cinta Batur-Raden ini. Pertama, menyebutkan Gamel dipenjara tanpa diberi makan minum yang akhirnya melarikan diri bersama Raden Ayu. Versi kedua, diusir karena Sang Adipati mengetahui putrinya (Raden Ayu) ternyata telah hamil.

blank
Di Lakowisata Baturraden, Banyumas, Jateng, banyak memiliki pemandangan indah untuk background berfotoria atau selfie.(SB/Bambang Pur)

Gamel dan Sang Putri akhirnya pergi dari Kadipaten dan membangun pemukiman untuk menjalani kehidupan dan menjadi Cikal Bakal (tokoh pendiri) Baturraden.

Paguyuban Trah (keluarga besar) Sutohaknyono yang mengadakan rapat pleno di Purwokerto di Purwokerto Tanggal 18-19 Februari 2023 lalu, melakukan rekreasi ke Baturraden. Rekreasi bersama ini, difasilitasi tuan rumah penyelenggara rapat pleno, yakni Keluarga Rahmat Hernowo bersama Ny Hernani Suparmo.

Lokawisata Baturraden terus berbenah dan banyak memiliki tempat menarik sebagai sasaran kunjungan dan cocok untuk wisata keluarga. Seperti pemandian air panas dan air dingin, beragam wahana permainan anak, jembatan cinta, pancuran gedhe, jembatan kaca, hingga kebun binatang Kaloka Widya Mandala.

Hamid, yang tampil menjadi pemandu wisata, mengatakan, pemandian air panas Pancuran Pitu dan Pancuran Telu mengandung belerang. ”Untuk pengobatan penyakit kulit dengan cara berendam,” ujar Hamid.

Lokawisata Baturraden makin terkenal, karena Tahun 2001 menjadi ajang Jambore Nasional (Jamnas) Pramuka se-Indonesia. Baturraden juga ditetapkan sebagai Kebun Raya Nasional dengan luas 143 Hektare (Ha). Baturraden memiliki koleksi beragam jenis botani, yakni perkebunan pinus, damar, dan rasamala, serta tanaman rotan.

Bambang Pur