blank
Ganjar saat melihat proses mesin roaster buatan siswa SMK Ma'arif, yang siap jual. Foto: hms

MUNGKID (SUARABARU.ID)– Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, terkesan dengan keseriusan SMK Ma’arif di Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, yang menghasilkan produk siap jual.

Kesan itu muncul, setelah melihat dua produk berupa mesin roaster kopi dan part mesin, buatan siswa yang diproduksi di sekolah itu. SMK Ma’arif juga sudah menjalin mitra dengan industri sebagai offtaker produknya.

”SMK Ma’arif ini cukup serius, bahkan bekerja sama dengan industri membuat mesin roaster (alat mengolah biji kopi-red), sehingga karya anak-anak menjadi konkret dan bisa dilihat, dijual. Offtaker-nya ada,” kata Ganjar, usai meluncurkan mesin NU roaster dan meresmikan Gedung Pusat Keunggulan SMK Ma’arif di sekolah setempat, Selasa (21/2/2023).

BACA JUGA: Kepala Disperindag dan Aparat Polres Awasi Pendistribusian Minyakita di Pasar Induk Grobogan

Di sekolah ini juga ada part dari industri, bahkan kelebihan order, sampai melakukan kerja sama dengan SMK lain. Praktik yang dilakukan itu, sejalan dengan harapan Ganjar, yang terus menggenjot sekolah vokasi untuk bermitra dengan industri atau perusahaan.

Menurut dia, praktik itu dapat memberikan pengalaman yang cukup kepada pelajar, ketika mereka lulus nanti. Anak-anak SMK punya pengalaman yang cukup bagus, tak hanya ilmu pengetahuan, tetapi juga praktiknya.

”Pada sisi puncaknya nanti adalah, teaching factory. Dengan cara itu, keterampilan mereka akan mudah diterapkan, dan mengerti kualitas dirinya seberapa,” ujarnya.

BACA JUGA: Kwartir Ranting Bulu Gelar Pesta Siaga di Wanawisata Kartini Mantingan

Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menceritakan, baru-baru ini dia mendapatkan tamu dari perwakilan sejumlah perusahaan ternama, yang sudah bermitra dengan beberapa sekolah menengah kejuruan. Bahkan dia ingin mereplikasi pola itu, untuk diperbanyak di sekolah-sekolah lain.

”Ini yang harus dikembangkan, tapi harus ada jodohnya. Alhamdulillah, di SMK Ma’arif ini sudah ada jodohnya, beberapa perusahaan yang bermitra. Sehingga di antara mereka nanti akan tahu, saling mengisi, dan melakukan improvement atau perbaikan-perbaikan,” ungkap Ganjar.

Kedisiplinan dan metodologi belajar juga menjadi perhatian Ganjar. Bagaimana sikap yang mesti diberikan guru dan atau siswa, dalam proses belajar-mengajar. Terlebih, anak-anak juga sudah memiliki sikap untuk masa depannya, karena banyak di antara mereka sudah memiliki cita-cita setelah lulus dari SMK Ma’arif.

”Menurut saya, ini juga menjadi penting, karena mereka tadi kalau kami tanya sudah punya cita-cita akan bekerja di mana. Sehingga mereka menyiapkan diri betul dengan keahliannya, agar bisa menuju ke cita-cita mereka,” tuturnya lagi.

Riyan