MAGELANG (SUARABARU.ID) – Pemkot Magelang menyediakan lapangan pekerjaan sementara untuk warganya melalui program padat karya tahun 2023.
Kali ini padat karya berupa pembersihan lingkungan atau perbaikan fasilitas umum dan tempat ibadah secara sederhana, sehingga layak dan dapat digunakan untuk kepentingan masyarakat.
‘’Padat karya adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan untuk menyediakan lapangan pekerjaan sementara bagi penganggur dan setengah penganggur, sekaligus menyediakan sarana dan prasarana penunjang akses ekonomi untuk meningkatkan ekonomi masyarat,’’ kata Kepala Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Magelang, Wawan Setiadi, pada pembekalan pekerja padat karya di Lapangan Kwarasan Kelurahan Cacaban, Jumat (17/2).
Pekerja padat karya adalah masyarakat penganggur dan setengah menganggur yang sedang mencari pekerjaan, dan memiliki KTP di sekitar lokasi pelaksanaan kegiatan padat karya. Sasaran lokasi padat karya di 17 Kelurahan di Kota Magelang yang ditetapkan berdasarkan hasil usulan dari masing- masing kelurahan.
Sebagai informasi, penganggur adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan dan mencari pekerjaan, orang yang mempunyai pekerjaan dan mempersiapkan usaha, orang yang tidak mempunyai pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan orang yang sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
Sedangkan setengah penganggur adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu yang masih mencari pekerjaan, atau yang masih bersedia menerima pekerjaan lain.
Wawan melanjutkan, untuk pelaksanaannya terbagi dalam tiga periode di tiga 3 wilayah. Yakni Kecamatan Magelang Tengah (15-25 Februari 2023), Kecamatan Magelang Selatan (1-11 Maret 2023) dan Kecamatan Magelang Utara (13-22 Maret 2023).
Pendaftaran calon pekerja dan usulan lokasi padat karya di kelurahan setempat. Selanjutnya dilakukan verifikasi dan diusulkan sebagai calon peserta serta lokasi padat karya di wilayah Kelurahan tersebut kepada Kepala Disnaker Kota Magelang.
‘’Setelah diverifikasi dan atas usulan dari kelurahan, selanjutnya Disnaker menetapkan peserta dan lokasi padat karya,’’ tutur Wawan.
Menurutnya, kegiatan padat karya dilaksanakan selama 10 hari dengan waktu bekerja 4 sampai 5 jam per hari. Pekerja akan menerima upah sebesar Rp 60.000 per hari. Sedang untuk koordinator/ketua kelompok sebesar Rp 75.000 per hari.
‘’Upah dibayarkan sejumlah hari pekerja bekerja maksimal 10 hari lewat bank yang ditunjuk oleh Pemkot Magelang,’’ ujarnya.
Setiap pekerja padat karya dilindungi dengan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan yang dibayarkan oleh pemerintah (dengan masa pertanggungan selama 10 hari bekerja), dan diberikan tambahan makan siang berupa nasi bungkus.
‘’Apabila pekerja dalam pelaksanaan kegiatan padat karya karena sesuatu hal tidak bisa melaksanakan kegiatan tersebut (karena alasan meninggal, sakit atau izin karena alasan lainnya), maka pekerja padat karya yang sudah terdaftar tidak bisa digantikan oleh orang lain,’’ terang Wawan.
Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz menerangkan, tidak semua masyarakat kabupaten/kota lainnya mendapat kesempatan bekerja di program padat karya. Ini karena warga dan pemerintah bersinergi dengan baik.
‘’Ini tidak semua tempat, kabupaten/kota, yang warganya bisa bekerja seperti panjenengan. Ini merupakan rezeki, mudah-mudahan dimudahkan oleh Allah Swt,’’ ungkapnya.
Karena itu, Azis yang berprofesi dokter spesialis penyakit meminta pekerja padat karya yang sudah diterima untuk bekerja dengan baik, tidak tamak dan senantiasa bersyukur. (pemkotmgl)