blank
Ganjar menerima DAK untuk penanganan stunting di beberapa daerah di Jateng. Foto: hms

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Hasto Wardoyo, mengapresiasi keseriusan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dalam menangani stunting. Program Ganjar dalam menangani stunting, dinilai linier dengan upaya menekan stunting secara Nasional, dan bisa dicontoh daerah lain.

Hal itu seperti yang disampaikan Hasto, dalam sambutannya di acara Rapat Kerja Daerah (Rakerda), dengan tajuk ‘Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Jateng’, di Hotel Santika, Semarang, Senin (13/2/2023).

Dipaparkan dia, saat ini rapor Jateng terkait Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKBa), termasuk perkawinan dini, lebih rendah dibandingkan Jawa Barat dan Jawa Timur.

BACA JUGA: Rekor Dewa United FC Jadi Tantangan M Ridwan

”Program Jo Kawin Bocah milik Pak Ganjar ini luar biasa. Karena se-Pulau Jawa ini yang paling tidak kawin bocah adalah di Jateng untuk provinsi yang besar,” kata Hasto.

Dipaparkan dia, angka kehamilan pada usia 15-19 tahun di Jateng sebanyak 23 per seribu. Lebih rendah bila dibandingkan Jabar yakni 24 per seribu. Sedangkan di Jatim ada 31 per seribu.

Hasto juga memuji program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng). Program ini, terbukti berhasil mengurangi jumlah AKI di Jateng, dan lebih rendah dibanding Jabar dan Jatim.

BACA JUGA: Kakanwil Ajak Jajarannya Terapkan 7 Kebiasaan Manusia Sukses

”Angka kematian bayinya juga bagus, 12 per seribu dan angka kematian balitanya 14 per seribu. Inilah prestasi Jateng, dan saya kira jumlah yang meninggal juga menurun,” imbuh Hasto.

Untuk angka stunting, berdasarkan data SSGI menyebutkan, saat ini penurunannya belum signifikan. ”Tapi jangan khawatir, karena indikator-indikator yang lainnya bagus. Saya optimistis, mudah-mudahan di tahun 2023 akhir, kita doakan Jateng turun stunting dengan signifikan,” tandasnya.

Sementara itu, Ganjar Pranowo menegaskan, untuk mengatasi stunting tidak boleh setengah-setengah. Apalagi Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk penanganan stunting sudah diserahkan ke daerah.

BACA JUGA: Gelaran AMD di Madyorejo Sukoharjo Dimeriahkan Lomba Lato-lato

”Sekarang harus dioptimalkan, manfaatkan, serap dengan cepat, teorinya semua sudah tahu, teknisnya semua sudah tahu. Hanya saya tekankan, kepada kawan-kawan dari kabupaten/kota, praktik-praktik baik di beberapa kabupaten, bisa dicontoh dan di share,” tegas Ganjar.

Mantan anggota DPR RI itu menyebut, di beberapa daerah seperti Brebes, Banyumas Raya (Cilacap dan Kebumen) jadi perhatian. Penanganannya beririsan dengan isu kemiskinan.

Gubernur menyebut, penanganan stunting ini akan disatukan dengan program pengentasan kemiskinan. Isu stunting bukan isu tunggal, sehingga harus dibarengi dengan penanganan kemiskinan.

”Ini menjadi perhatian kita, dan ini berhimpitan dengan angka kemiskinan juga. Makanya kami akan jadikan satu program bersama, yang akan kami evaluasi juga secara bersama,” tandasnya.

Riyan