JEPARA (SUARABARU.ID) – Bencana alam yang akhir-akhir ini banyak terjadi di berbagai daerah yang disebabkan oleh peningkatan intensitas hujan tinggi akibat dari perubahan iklim global, dirasakan oleh masyarakat di seluruh dunia, tak terkecuali di Jepara Tingginya intensitas curah hujan telah memicu berbagai permasalahan dan bencana alam berupa abrasi, banjir dan tanah longsor.
Kabupaten Jepara merupakan salah satu daerah yang tengah berupaya melakukan antisipasi terjadinya banjir akibat dari tanggul jebol karena luapan air sungai yang mengakibatkan abrasi. Salah satu upaya darurat untuk menangani tanggul jebol yaitu dengan melakukan penambalan tanggul dengan karung yang diisi Fly Ash Bottom Ash (FABA).
PLN turut berkontribusi dalam upaya antisipasi bencana alam di Jepara ini. Dengan tersedianya FABA yang merupakan material sisa pembakaran batu bara di PLTU Tanjung Jati B. PLN melalui Unit Induk Pembangkitan Tanjung Jati B (UIK TJB) berkolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara membuat tanggul darurat dari karung sak yang diisi FABA.
Hal ini sejalan dengan komitmen untuk memanfaatkan FABA sebagai produk material bangunan pada bidang kontruksi dan infrastruktur, sehingga upaya reduce, reuse dan recycle FABA terwujud.
Upaya pemanfaatan FABA tersebut salah satunya tengah digunakan untuk kegiatan normalisasi sungai di Kabupaten Jepara. Terhitung sejak 25 Januari 2023 lalu telah dibuat tanggul darurat dari FABA di Tegalsambi dan Teluk Awur yang mengalami abrasi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Jepara, Arwin Noor Isdiyanto menuturkan bahwa pada Desember 2022 dan Januari 2023 terjadi cuaca ekstrim sehingga banyak wilayah terdampak abrasi, banjir dan juga longsor.
“PLN telah mengusulkan FABA lalu kemudian kami coba, tahap pertama trial sebanyak 400 karung sak untuk menangani longsor di desa Langon dan ternyata hasilnya bagus sehingga kami lanjutkan,” ungkap Arwin. “Kemarin juga untuk pembuatan tanggul di daerah Teluk Awur yang mengalami abrasi, kami gunakan FABA. Dan hasilnya memang bagus untuk penanggulangan darurat longsor dan abrasi” tambahnya.
Senior Manager Keuangan, Komunikasi dan Umum PLN Unit Induk Pembangkitan Tanjung Jati B, Apri Hartono Basuki, menjelaskan bahwa PLN selalu siap mensupport FABA untuk bisa dimanfaatkan bagi kepentingan umum.
“Rencanaya hingga akhir bulan Februari ini kita akan mensupport 20.000 karung sak FABA untuk penggulangan bencana alam di Jepara. Akan di drop dalam beberapa tahap. Dan apabila nanti masih kurang dan diperlukan FABA lebih banyak lagi pun, kita juga sanggup menyediakan,” tutur Apri.
Tanggul darurat dibuat dengan menggunakan karung-karung / sak yang diisi dengan FABA. Dengan menggunakan material-material tersebut, tanggul darurat dapat memperkuat tanggul yang rusak, sehingga mengurangi luapan air sungai.
Dengan membuat tanggul darurat, maka akan dapat meminimalisir dampak kerusakan akibat abrasi, banjir, dan longsor. Terlebih lagi, bahan yang digunakan seperti FABA, memiliki sifat impermeabel, sehingga dapat menjaga air tidak masuk ke dalam permukaan tanah. Oleh karena itu, tanggul darurat merupakan solusi yang efektif untuk engatasi masalah banjir akibat jebolnya tanggul
Hadepe