blank
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan. Foto: Dok/BPBD

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Sejumlah kejadian bencana di Jawa Tengah, menyiratkan kesan dan pelajaran tersendiri bagi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan.

Bergas mengatakan, momen penanganan bencana tidak lepas dari hoax yang beredar di media sosial. Informasi yang menyesatkan ini kerap menimbulkan kepanikan pada warga yang tertimpa bencana.

“Berita atau informasi yang menyesatkan itu sering membingungkan, dan ini harus kita luruskan dan klarifikasi ke masyarakat,” kata Bergas, baru-baru ini.

Menurut Bergas, penanganan hoax di tengah bencana adalah hal krusial sehingga masyarakat tetap tenang dalam menghadapi bencana. “Untungnya ada petugas dari kepolisian dan sering turun memberikan informasi-informasi yang benar pada warga yang tertimpa bencana. Bila yang menyampaikan informasi adalah petugas, maka masyarakat akan percaya. Tentunya ini dilakukan dengan sinergi bersama instansi yang lain,” tambah Bergas.

Selama berkolaborasi dengan Polda Jateng, Bergas mengaku terkesan dengan cara penanganan bencana yang tertata dan cepat oleh polisi. Koordinasi yang dilakukan dengan instansi lain juga dilakukan secara baik tanpa tumpang tindih.

“Tim Polda melakukan pembagian tugas dengan tertata, mana yang melakukan himbauan kepada masyarakat, mana yang melakukan evakuasi dan sebagainya. Sarana yang digunakan tidak hanya modern, tetapi juga tepat guna,” imbuhnya.

Ia mengaku baru tahu bahwa drum sangat membantu dalam penanganan banjir, setelah personel Brimob mendemonstrasikannya saat mengangkut warga yang terjebak banjir.

“Ternyata bisa. Drum dirakit dan digabung menjadi pengganti perahu karet, sehingga bisa untuk evakuasi warga. Ini yang perlu diketahui masyarakat bahwa alat sederhana bisa menjadi sarana yang tepat guna untuk penanganan banjir,” ungkapnya.

Bergas memberikan acungan jempol atas partisipasi Polda Jateng dalam penanganan bencana. Dirinya mengambil contoh penanganan banjir di Semarang yang tak bisa dilepaskan dari peran personel Polri, khususnya Brimob dan Polair.

“Banjir di beberapa lokasi di Semarang, Polisi termasuk Brimob dan Polair langsung aktif turun ke lokasi. Mereka datang tidak hanya dengan personel saja, tapi dengan peralatan lengkap,” tandasnya.

Saking kagumnya dengan aksi polisi dalam penanggulangan bencana banjir di Semarang, Bergas juga menyampaikan hal tersebut ke satuan-satuan BPBD di tingkat kabupaten.

“Saya sampaikan ke teman-teman, polisi langsung turun di setiap lokasi bencana banjir di Semarang. Mereka sangat aktif membantu warga. itu keren sekali,” tandasnya.

Ning Suparningsih