blank
Gupolo, rokok herbal asal Kudus yang menggunakan bahan baku utama daun talas. foto: Ali Bustomi

KUDUS (SUARABARU.ID) – Eksistensi Kota Kudus sebagai daerah industri rokok memang tak perlu diragukan. Selain puluhan pabrik rokok baik berskala besar dan kecil, kini industri rokok herbal pun mulai muncul di Kota Kretek.

Produksi rokok herbal ini dilakukan oleh sebuah perusahaan asal Desa Padurenan, Kecamatan Gebog, Kudus. Dengan menggunakan merk ‘Gupolo’ rokok herbal ini cukup unik karena sama sekali tidak menggunakan bahan baku tembakau yang menjadi ciri utama industri rokok lainnya.

Pencetus rokok kretek daun talas Gupolo adalah Ulwan Hakim. Pria yang dikenal juga sebagai anggota Legislatif DPRD Kudus ini menemukan formulasi rokok herbal yang menggunakan daun talas sebagai bahan baku utama.

“Jadi rokok ini nol persen tembakau, karena bahan baku utamanya adalah rajangan daun talas bening,”kata Ulwan saat ditemui di kediamannya, Minggu (15/1).

Tak hanya menyulap rajangan daun talas sebagai pengganti tembakau, dia juga menyisipkan campuran bahan lain seperti daun teh, cengkih, hingga akar tanaman menjadi satu ramuan rokok.

Tak hanya hanya itu, Ulwan juga melakukan inovasi dengan menyampurkan aneka ragam dedaunan lokal seperti daun pandan untuk menghasilkan aroma khas. Supaya, rokok yang diproduksi nantinya memiliki berbagai aroma dari bahan herbal.

Ulwan Hakim mengaku butuh waktu 6 bulan untuk riset guna mendapatkan satu ramuan yang diinginkan. Dia melakukan eksperimen dengan membeli olahan (rajangan) daun talas dari Jawa Barat dan sebagian daerah di Jawa Tengah untuk menciptakan rokok herbal. Hasilnya dia dapatkan dengan menambah rempah menjadi rokok kretek talas yang bisa dinikmati.

“Awalnya saya coba pakai daun pepaya, daun kelor, daun kopi, dan banyak lagi. Mana yang bisa dirasakan asapnya enak, dan baru ketemu sekitar 6 bulan,” terangnya, Minggu (15/1/2023).

blank
Ulwan Hakim (kanan) bersama karyawannya mengolah rajangan daun talas sebagai bahan baku rokok herbal buatannya. foto: Ali Bustomi

Setelah mendapatkan satu ramuan pasti, Ulwan mulai memproduksi rokok daun talas sejak satu pekan terakhir. Tercatat sudah ada 20 bal atau 4.000 pack rokok daun talas berhasil diproduksi.

Harga jual rokok herbal ini juga cukup murah yang mana setiap bungkusnya dibanderol Rp 5.000 berisi 12 batang rokok. Saat ini, rokok daun talas produksi Ulwan dipasarkan ke wilayah Jawa dan Sumatera.

Rokok produksinya juga dilengkapi keterangan 0 persen tembakau dan non cukai yang disematkan dalam bungkusnya.

“Kalau di Jawa Timur, rajangan daun talas ini dicampur dengan tembakau. Saya coba tidak mencampurnya, jadi benar-benar 0 persen tembakau,” ujarnya.

Dia mengaku sudah berkomunikasi dengan petugas Bea dan Cukai Kabupaten Kudus untuk memastikan apakah rokok herbal buatannya tetap dikenakan cukai seperti produk rokok pada umumnya.

Namun, hasilnya rokok herbal daun talas tidak bisa dikenakan cukai karena tidak menggunakan tembakau.

Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Perdagangan, dan Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, Koperasi dan UKM untuk keberlangsungan rokok daun talas miliknya bisa diedarkan. Rencananya, Ulwan bakal merambah produksi dari rokok daun talas jenis kretek ke rokok jenis filter.

Keduanya akan diproduksi beriringan dalam waktu dekat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang berbeda-beda.

“Kami berharap, pelaku ekonomi kreatif seperti ini didukung penuh oleh pemerintah. Apalagi, rokok herbal ini bisa menjaga keseimbangan gula darah, dan banyak mengandung unsur pengobatan karena diproduksi dari bahan-bahan herbal,” ujarnya.

“Setelah ini akan kami urus segala sesuatunya agar produk rokok daun talas bisa dipasarkan dengan aman hingga ekspor ke berbagai negara,” tuturnya.

Ali Bustomi