blank

Oleh: Sri Nurwaningsih, S.Pd.SD.

Menanam sudah menjadi budaya masyarakat kita sejak dulu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Namun saat ini masyarakat lebih senang  membeli di pasar daripada menanam. Masyarakat sudah mulai enggan menanam dengan alasan lebih praktis membeli dan lebih cepat dibandingkan dengan menanam yang  harus menunggu lama untuk memetik hasilnya.

Namun, seiring perkembangan zaman kebiasaan menanam tersebut sudah mulai hilang, didukung semakin berkurangnya lahan akibat pembangunan. Lahan tersebut berganti menjadi perumahan, ruko, hotel dan pabrik. Akibatnya perubahan tersebut akhirnya mempengaruhi budaya menanam yang  tergantung dengan lahan. Selain itu masih banyak lahan kosong yang dibiarkan terbengkalai dan tidak dimanfaatkan dengan maksimal.

Sebagai upaya untuk menumbuhkan budaya menanam dikeluarga dan masyarakat, guru dapat memberikan edukasi dan pembiasaan kepada siswanya disekolah. Pengenalan pertama siswa diajak belajar mengenal berbagai macam tanaman, mereka dapat mengenal bunga,sayuran dan tanaman lainnya. Intinya pembelajaran secara nyata pada anak akan memberikan kesan yang mendalam, memudahkan siswa belajar, memberikan pengalaman baru belajar di alam, sehingga dapat menumbuhkan jiwa mencintai lingkungannya.

Siswa diajak bagaimana caranya merawat tanaman sejak usia dini, dimulai dari menanam, memberi pupuk, menyiram, dan merawatnya.  Apalagi jika tanaman tersebut sampai berhasil berbunga dan berbuah pasti siswa akan merasa senang. Dengan demikian secara tidak langsung akan mengajarkan pada siswa untuk tidak merusak tanaman, karena siswa tahu bagaimana proses menanam sampai tanaman tersebut berbunga atau berbuah tidaklah mudah. Pembelajaran yang dilakukan secara nyata ini juga mengajarkan siswa secara sederhana bahwa kita harus mencintai dan menjaga bumi kita beserta isinya.

Kegiatan awal menananam bisa memanfaatkan kaleng bekas, ember bekas, plastik bekas dan barang lain yang bisa dijadikan sebagai tempat menanam. Disini siswa juga  bisa belajar memanfaatkan barang bekas menjadi lebih berguna, untuk dijadikan fungsi sebagai tempat media tanam nantinya. Sedangkan untuk bibit siswa bisa membawa dari rumah seperti, cabe, tomat, bunga dan biji tanaman lainnya. Untuk media tanamnya siswa juga membawa dari rumah misalnya, tanah, pupuk kandang dan sekam padi. Setelah tanah, pupuk dan sekam terkumpul jadi satu kemudian dicampur dan dijadikan media tanam.

Kegiatan selanjutnya adalah mulai proses menanam. Setelah meyiapkan tempat dan media untuk menanam, siswa langsung mempraktekkan cara menanam. Adapun langkah-langkah menanam adalah, ambil media tanam yang sudah dicampur kedalam wadah atau pot, kemudian tanam tanaman yang sudah disiapkan, jika masih berbentuk biji siswa dapat menyemainya ditempat yang sudah disediakan, selanjutnya letakkan tanaman ditempat yang teduh dan tetap terkena sinar matahari cukup.

Setelah menanam dilakukan, selanjutnya adalah pembiasaan merawat tanaman. Kegiatan merawat tanaman dilakukan dengan menyiram tanaman setiap pagi sesuai dengan regu piketnya masing-masing. Setelah dua minggu usia tanam kemudian mulai pemupukan dan penyiangan tanaman jika ada rumput yang ikut tumbuh pada media tanam.

Banyak sekali manfaat dari menanam diantaranya mengajarkan kepada siswa tentang kepedulian terhadap lingkungan, hingga melatih kesehatan fisik dan mental siswa sejak dini. Dengan mengajak siswa sedini mungkin untuk menanam hal tersebut akan meningkatkan hubungan atau kepekaan mereka terhadap lingkungan karena berdampak akan pentingnya merawat tanaman dan memperhatikan pertumbuhan tanaman tersebut.

Selain itu dengan berlatih menanam siswa juga dapat melihat semua makhluk hidup di bumi memiliki peran dalam ekosistem. Semua saling berhubungan,sehingga siswa menjadi paham akan siklus kehidupan. Dengan tidak sengaja siswa juga belajar tentang ekosistem, rantai makanan dan jaring-jaring makanan

Meskipun menanam bukanlah satu-satunya kegiatan yang bernilai otentik, tetapi dapat dijadikan pengembangan pada kegiatan-kegiatan lain. Pada dasarnya, pembelajaran itu tidak terbatas apa yang diterangkan oleh guru, atau yang ada dalam buku teks maupun modul. Melainkan segala hal yang  terjadi dan dapat dirasakan atau dilihat dan dialami secara langsung oleh siswa, itu adalah sebuah pelajaran.

Jadi kesimpulan sederhananya adalah bahwa kegiatan menanam bukanlah sesuatu yang sulit untuk diterapkan di sekolah, sebagai media belajar yang menyenangkan bagi mereka.

Penulis adalah Guru SDN 1 Lebak