blank
Lestari Moerdijat. Foto: fn

SEMARANG (SUARABARU.ID)- Upaya pengentasan kemiskinan dan mitigasi bencana, harus dilakukan dengan baik, dan secara kontinyu terus ditingkatkan. Hal ini untuk memastikan anak-anak menerima hak-hak dasar mereka, yang terancam faktor kemiskinan dan perubahan iklim ekstrem.

”Berbagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan satu keluarga, tidak semata memberi tambahan secara ekonomi. Namun lebih dari itu, juga meningkatkan terpenuhinya hak-hak dasar anak, untuk tumbuh kembang dengan baik sebagai generasi penerus bangsa,” kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (3/1/2023).

Laporan terkini dari Save the Children ‘Generation Hope’ 2022, secara global memaparkan, sebanyak 774 juta anak di seluruh dunia, diperkirakan hidup dengan dampak ganda, yaitu kemiskinan parah dan darurat iklim.

BACA JUGA: PKB Jateng Dorong Adanya Percepatan Normalisasi Sungai Lusi

Indonesia menempati peringkat kesembilan tertinggi secara global, terkait jumlah anak yang mengalami ancaman ganda itu. Sebanyak 59,8 persen anak merasakan perubahan iklim yang mempengaruhi lingkungan di sekitar mereka. Serta 30,7 persen anak merasakan ketimpangan ekonomi, yang mempengaruhi hak-hak dasar.

”Situasi itu memperlihatkan anak-anak menanggung beban yang tidak proporsional, karena tumbuh dalam situasi yang mengancam,” ungkap dia.

Menurut Lestari, ancaman terhadap anak merupakan ancaman terhadap suatu bangsa. Karena anak adalah generasi penerus, yang akan menentukan masa depan bangsa.

BACA JUGA: Peringati HAB ke-77, Pj Bupati : Antisipasi Politik Identitas Menjelang Pemilu

Karena itu, ujar Rerie sapaan akrab Lestari, sejumlah faktor yang menghambat tumbuh kembang anak untuk menjadi generasi penerus bangsa, harus mampu diatasi. Seperti ancaman kemiskinan dan iklim ekstrem.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin Indonesia pada Maret 2022 ada 26,16 juta jiwa. Sedangkan tingkat kemiskinan Indonesia pada bulan yang sama sebesar 9,54 persen.

Jika dibandingkan dengan catatan serupa yang dirilis BPS pada September 2021, maka jumlah penduduk miskin dan rasio kemiskinan pada Maret 2022, mengalami penurunan. Jumlah penduduk miskin per September 2021 sebesar 26,5 juta jiwa, dengan tingkat kemiskinan 9,71 persen.

BACA JUGA: Pusat Data Center di Semarang Jadi yang Pertama di Indonesia

Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu sangat berharap, upaya mengakselerasi penurunan angka kemiskinan harus terus digencarkan, bangsa tidak kehilangan masa depan.

Selain itu, tegas anggota Majelis Tinggi Partai Nasdem itu, upaya mitigasi bencana sebagai dampak perubahan iklim ekstrem, harus terus ditingkatkan. Ini juga dalam rangka membangun kemampuan adaptasi bangsa, dalam menyikapi perubahan kondisi alam dan lingkungan sekitarnya.

Rerie mendorong seluruh anak bangsa, untuk peduli terhadap masa depan Indonesia. Semua harus berpartisipasi dalam proses pembangunan, dengan merawat nilai-nilai persatuan dan kesatuan.

”Sumbangsih kesadaran setiap individu dalam menjaga persatuan dan semangat memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik, merupakan modal penting untuk membangun bangsa yang tangguh dan berdaya saing, dalam rangka menjawab tantangan di masa depan,” tegas Rerie.

Riyan