WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Tak satu pun genting yang tersisa di atap rumah, karena seluruhnya dihancurkan. Bahkan kayu reng (landasan genting) pun, juga dilepas paksa semua dari kayu usuk komponen atap.
Seperti diberitakan tadi pagi, seorang pria berinisial S (62) mengamuk naik ke atap rumah merusak genting dan kayu reng memakai cangkul dan sabit. Kejadian ini, berlangsung di Desa Gedong, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri.
Bujukan agar menghentikan amukannya dari sejumlah orang tidak digubris. Termasuk bujukan dari Camat Ngadirojo, Andika Krisnayana, Kapolsek AKP Wiyono beserta anggota TNI dari Koramil-03 dan Kepala Desa (Kades) Gedong, Widodo.
Amarah pria S berkobar-kobar bagai nyala api yang tertiup angin, Sejumlah orang dan aparat yang mencoba menyusulnya naik ke atap rumah, malah diancam memakai cangkul dan sabit. Termasuk Kasi Rehabsos Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Wonogiri, Ny Noer Noegrohowati.
Petugas Perusahaan Listrik Negara (PLN) didatangkan ke lokasi, untuk memutuskan jaringan, karena aliran di puncak atap rumah akan dicangkul oleh Pria S.
Pria kelahiran Wonogiri 12 Juli 1961 itu, baru dapat diringkus petugas, tatkala terjatuh dari atap rumah karena terpeleset. Secara sigap, petugas keamanan menyergapnya dengan lebih dulu merebut sabit dan cangkul yang dia bawa.
Petuah
Kapolsek AKP Wiyono, Camat Andika Krisnayana beserta aparat dan Kades Widodo, berupaya menenangkan amarah pelaku dengan memberikan petuah-petuah. Baru kemudian setelah mobil ambulance Puskesmas datang, yang bersangkutan dikirim ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Solo. Pihak keluarga memberikan persetujuan upaya pengiriman Pria S ke RSJ.
Kasi Rehabsos Dinsos Wonogiri, Ny Noer Noegrohowati bersama tenaga medis Puskesmas ikut memberikan pendampingan pengiriman Pria S ke RSJ, dengan pengawalan personel Polsek dan Koramil.
Kepala Dinsos Wonogiri Kurnia Listyarini melalui Kabid Daya Resos Trias Budiono, Selasa (3/1), menyatakan, selama Tahun 2022 telah mengirimkan sekitar 25 orang untuk mendapatkan pengobatan ke RSJ Surakarta.
Keterangan yang dihimpun dari lokasi kejadian, menyebutkan, Pria S selama ini tidak terindikasi sebagai Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Warga menduga, amarahnya berkobar karena rumah yang dijadikan sasaran amuk tersebut, ditengarai telah dibaliknamakan kakaknya, tanpa meminta persetujuan darinya.
Selama ini, Pria S menjalani hidup membujang seorang diri. Pernah mencari nafkah dengan cara merantau. Tapi belakangan ini, pulang kampung hidup di rumah tersebut bersama kakaknya. Kakaknya mempunyai tiga anak, tapi hanya satu anak yang masih menyatu tinggal di rumah tersebut.
Pasca-rusaknya rumah, Sang Kakak dan seorang anaknya, kini mengungsi ke rumah famili yang berposisi sekitar 5 Meter (M) di belakangan rumah yang dijadikan sasaran amuk tersebut.
Bamban Pur