M. Dalhar

Oleh: M. Dalhar

JEPARA (SUARABARU.ID)- Seakan tanpa terasa, satu tahun perjalanan Forum Pemuda Pelestari Budaya dan Sejarah (FPPBS) Jepara sudah dilalui. Meski belum begitu dirasakan programnya oleh masyarakat luas, namun dari komunikasi rutin yang dilakukan para pengurus menghasilkan beberapa program.

Forum Pemuda begitu biasanya disebut, dideklarasikan pada 12 Desember 2021 lalu di gedung Shima Jepara. puluhan pemuda dari berbagai latar belakang pendidikan turut serta dalam deklarasi. Acara ini diinisiasi oleh resi Hadi Priyatno, pegiat budaya dan sejarah di Jepara. Acara tersebut sukses digelar. Meski sudah dideklarasikan, belum ditentukan jajaran pengurus. Pengurus akan ditentukan oleh tim formatur dalam pertemuan yang terpisah.

Waktu yang dinanti tiba juga. Di saat musim hujan mulai dirasakan, pada 14 Januari 2022, belasan pemuda yang turut mendeklarasikan forum pemuda menentukan tim formatur. Acara digelar di Desa Jenggotan, Kembang. Pada saat itu terpilih jajaran pengurus organisasi yang kemudian disepakati Namanya FPPBS. Sebenarnya ada banyak usulan nama yang akan dipergunakan. Akan tetapi, demi “menghormati” keputusan saat deklarasi, nama FPPBS tetap dipertahankan.

Mengadakan pertemuan dengan sebaran wilayah yang beragam menjadi tantangan tersendiri. Forum ini bukan job tetapi minat dan kepedulian. Pertemuan pertama dilakukan bersamaan dengan acara menyambut pengukuhan Ratu Kalinyamat  di pendopo kabupaten. Acara tersebut dihadiri oleh Habib Lutfi bin Yahya Pekalongan. Hasil dari pertemuan singkat sore itu adalah kesepakatan untuk beraudensi dengan instansi pemerintahan terkait.

Audensi pertama dilakukan dengan Disdikpora. Dalam waktu yang tidak terpaut lama, dilanjutkan audensi dengan Disparbud dan perwakilan di DPRD Jepara. Harapannya dengan sudensi adalah ada sinkronisasi program bersama. Atau setidaknya memperkenalkan diri bahwa ada sekelompok pemuda yang peduli atas budaya dan sejarah di Jepara.

Beberapa kali Forum Pemuda dilibatkan dalam seminar atau bedah buku di Museum Kartini. Ya, baru sebatas menjadi peserta memeriahkan acara. Dilibatkan juga dalam acara Wilujengan dalam rangka kemerdekaan pada bulan Agustus lalu. Juga sebagai bagian dari tim pengenugerahan Ratu Kalinyamat sebagai Pahlawan Nasional.

Selain “magang” memeriahkan acara, Forum Pemuda juga berupaya mengadakan kegiatan mandiri. Kegiatan dengan konsep jagong budaya dan sejarah. Sampai akhir tahun 2022 dapat terlaksana dua kali. Butuh usaha keras untuk menyelenggarakan acara tersebut. Di samping minat, jarak juga menjadi tantangan tersendiri.

Pusat Studi Jepara

Dalam jagong budaya dan sejarah sesi II hanya dihadiri tidak lebih dari sepuluh peserta. Meskipun sedikit, tapi ada banyak hal yang dibahas. Muncul optimisme untuk melanjutkan langkah di tahun 2023 mendatang.

Pembahasan tematik menjadi pembahasan yang utama. Pada sesi II tema yang diangkat adalah berkaitan dengan Riwayat Pelabuhan Jepara. Dari beberapa sumber dan fakta lapangan yang didapatkan, ternyata di Jepara ada banyak Pelabuhan, baik yang berskala kecil maupun besar. Sebagian besar hari ini sudah tidak ada, hanya tinggal cerita tutur yang diperkuat dengan berita asing.

Jepara adalah kota tua yang memiliki jejak sejarah yang melimpah. Sayangnya, belum banyak pihak yang peduli atas jejak-jejak yang ditinggalkan. Alhasil, banyak bangunan atau ingatan kolektif masyarakat tentang sejarah hilang begitu saja. Padahal, dalam jejak-jejak tersebut dapat direkonstruksi untuk visi Jepara hari ini dan masa mendatang.

Hasil jagong santai di Paseban Museum Kartini siang itu, kami bersepakat akan melakukan jelajah situs-situs sejarah di Jepara di sisa waktu tahun 2022 ini. Yang pertama ada di wilayah Donorojo. Forum Pemuda akan berkolaborasi dengan para pemuda yang memiliki minat dalam videografi, desain grafis, menulis, dan hobi traveling. Hasil dari jelajah sejarah akan dibukukan dan disosialisasikan secara luas.

Satu tahun perjalanan Forum Pemuda dapat dikatakan sebagai konsolidasi internal para pengurus. Identifikasi program kerja juga telah dilakukan. Program jagong budaya berseri, jelajah situs, dan publikasi kegiatan akan dilanjutkan pada tahun 2023 mendatang. Ini adalah jalan senyap pegiat budaya dan sejarah Jepara untuk mewujudkan pusat studi Jepara.

(M. Dalhar, Ketua FPPBS Kabupaten Jepara)