Flyer Pendidikan Pemandu-pelatih perkoperasian dan UMKM Lapenkop Dekopinwil Jawa Tengah. Foto : Dok Divisi Publikasi Dekopinwil Jateng

SEMARANG (SUARABARU.ID) Lembaga Pendidikan Perkoperasian (Lapenkop) Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil) Jawa Tengah, akan menggelar Pendidikan Pemandu Pelatih Koperasi-UMKM pada 26-28 Januari 2023 mendatang.

Menurut Sekretaris Dekopinwil Jawa Tengah Zaenal Arifin, saat ini banyak pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan koperasi ingin selalu tumbuh, berkembang dan sukses. Tentunya hal itu membutuhkan bimbingan dan pendampingan intensif oleh pemandu-pelatih yang kompeten, yang tentunya diperlukan pula pengetahuan dan jam terbang yang cukup sesuai ketentuan.

“Untuk memenuhi kebutuhan itu (pemandu-pelatih yang kompeten), maka Lapenkop Dekopinwil Jawa Tengah bekerjasama dengan ICSB, akan mengadakan pelatihan pemandu pelatih Koperasi-UMKM selama 3 hari di Semarang, rencananya pada tanggal 26-28 Januari 2023,” jelasnya kepada SUARABARU.ID di Semarang, Minggu (25/12/2022).

Sampai saat ini, lanjutnya, sudah ada 22 pendaftar yang sudah mengirimkan bio datanya, namun hanya 5 yang sudah memenuhi syarat administrasi yang diperlukan. Sehingga diharapkan, pendaftar lainnya dapat segera untuk menyelesaikan syarat administrasinya.

“Sebenarnya banyak yang berminat dan menghubungi Saya di 089683700755. Dari 22 peserta yang mendaftarkan diri secara resmi melalui link pendaftaran resmi kami di https://bit.ly/FormPesertaPemanduLapenkop, sekitar kurang lebih 40 persen berasal dari masyarakat umum dan selebihnya dari gerakan koperasi syariah maupun konvensional,” ungkap ZA, sapaan akrabnya.

Sedang untuk materi, imbuh ZA, dalam pelatihan nantinya akan disampaikan dengan metode pendidikan andragogi atau pendidikan orang dewasa (POD) tentang manajemen pendidikan pemandu-pelatih perkoperasian dan UMKM di Jawa Tengah khususnya.

“Metode pendidikan yang akan kita gunakan adalah metode pendidikan orang dewasa. Jadi kita saling berdiskusi, curah pendapat dan tidak hanya mendengarkan pemateri yang memaparkan materinya. Tapi bisa langsung diskusi antara fasilitator dan peserta didiknya,” pungkasnya

Absa