Penampilan grup musik Suluk Tajug Menara dan Sosiawan Leak dalam gelaran 'Parade Musik Akulturatif' yang diselenggarakan Anggota DPRD Jateng H Mawahib Afkar. foto: Ali Bustomi

Ya Robbisholli ‘ala Rasuu li Muhammadin sirril ‘ulaa
Wal anbiyaa’ wal mursaliin al ghurri khot man awwalaa

Ya Robbi nawwir qolbanaa binuri quraanin jala
Waftah lanaa bidarsin aw qiroatin turottalaa
Warzuq bifahmil anbiyaa lanaa wa ayya mantalaa
Tsabit bihi iimananaa dunya wa ukhron kamila

Aman aman aman aman Indonesia Raya Aman
Amin amin amin amin Yaa Robbi Robbal ‘alamin
Amin amin amin amin wayaa mujiibasassailiin

KUDUS (SUARABARU.ID) – Alunan bait demi bait  shalawat ‘Aman’ gubahan KHR Asnawi, ulama kharismatik Kudus terdengar mendayu-dayu dengan diiringi alunan seperangkat gamelan.  Shalawat yang juga dikenal sebagai shalawat Asnawiyah tersebut menjadi pembuka penampilan Suluk Tajug Menara, sebuah grup seni yang kelahirannya dibidani oleh Yayasan Menara dan Makam Sunan Kudus.

Selain memiliki ruh berupa pujian kepada Nabi Muhammad SAW, shalawat ini merupakan sebuah ungkapan nasionalisme dari KHR Asnawi, ulama asal Kudus yang selain sebagai penjaga ahlussunah wal jamaah juga sebagai pejuang kemerdekaan.

“Shalawat Asnawiyyah yang diciptakan itu menandakan bahwa pribadi Mbah Asnawi adalah pribadi ulama yang sangat kuat cinta bangsanya,”ujar Abdul Jalil, pimpinan grup Suluk Tajug Menara saat menyampaikan prolognya.

Ya, penampilan Suluk Tajug Menara merupakan puncak dari rangkaian kegiatan ‘Parade Musik Akulturatif’ yang diselenggarakan oleh Anggota DPRD Jateng, H Mawahib Afkar bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng. Bertempat di Iron Kafe, Minggu (18/12) malam, kegiatan ini cukup disambut antusias penonton yang kebanyakan merupakan kaum milenial.

Kegiatan ini digelar sebagai upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah nguri-nguri kesenian tradisional yang ada di tiap-tiap kabupaten yang ada di Jateng.

Selain penampilan dari grup musik tradisi Suluk Tajug Menara, beberapa grup musik lain yang ikut memeriahkan acara ini diantaranya SwaTantu, serta grup band lokal dari anak-anak muda di wilayah Kabupaten Kudus.

Dan yang cukup istimewa, dalam acara tersebut hadir sebagai bintang tamu budayawan sekaligus penyair nyentrik asal kota Solo, Sosiawan Leak yang datang memberikan orasi budaya sekaligus membaca sejumlah bait puisi.

Pagelaran Parae Musik Akulturatif ini sebagai upaya DPRD Jateng dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng melestarikan kesenian lokal. foto: Ali Bustomi

Anggota Komisi E DPRD Jateng, H Mawahib Afkar menyampaikan bahwa kegiatan yang digelar ini merupakan bentuk komitmen DPRD Jateng bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng untuk terus melestarikan kesenian lokal yang ada di semua wilayah.

Menurutnya, pembangunan masyarakat yang menjadi perhatian pemerintah saat ini bukan hanya dalam bentuk fisik melainkan sektor kesenian lokal juga harus dikembangkan.

“Terlebih setiap daerah memiliki keunikan budaya lokal tersendiri, maka dari itu perlu diperkenalkan secara luas bahwa Jateng mempunyai ciri khas budaya unik,”katanya.

Menurut Mawahib, kegiatan seperti ini bukan yang pertama kalinya digelar di wilayah Kabupaten Kudus. Sebelumnya, beberapa kegiatan serupa juga digelar dengan menampilkan kesenian lokal seperti barongsay, rebana, hingga pengajian kebangsaan.

“Kami ingin kesenian lokal tetap lestari di kalangan generasi milenial. Oleh karena itu, kegiatan seperti ini akan terus kami lakukan agar anak-anak muda tetap mengenal dan peduli terhadap kesenian tradisi di daerahnya,”tukasnya.

Ali Bustomi