blank

Oleh: Rofi’i, S.Pd., M.Pd.

Gerakan Literasi Sekolah adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen. Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca peserta didik  dengan kegiatan 15 menit membaca (guru membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam hati, yang disesuaikan dengan konteks atau target sekolah).

Ketika pembiasaan membaca terbentuk, akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan pembelajaran. Variasi kegiatan dapat berupa perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun produktif.

Dalam pelaksanaannya, pada periode tertentu yang terjadwal, dilakukan asesmen agar dampak keberadaan Gerakan Literasi Sekolah dapat diketahui dan terus-menerus dikembangkan. Gerakan Literasi Sekolah diharapkan mampu menggerakkan warga sekolah, pemangku kepentingan, dan masyarakat untuk bersama-sama memiliki, melaksanakan, dan menjadikan gerakan ini sebagai bagian penting dalam kehidupan.

Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital, dan auditori. Pada abad 21 ini, kemampuan ini disebut sebagai literasi informasi.

Berdasarkan uraian di atas maka SMP Negeri 1 Mayong mengadakan Gerakan Literasi Sekolah “KERAMBA” (Keranjang Baca). Program ini dimaksudkan untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan, pengalaman, dan wawasan yang luas sebagai bekal untuk bersaing dengan dunia yang mengglobal.

Gerakan Literasi Sekolah “KERAMBA” (Keranjang Baca) ini berangkat dari sebuah keprihatinan bahwa peserta didik di SMP Negeri 1 Mayong memiliki minat baca yang rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor: 1) waktu kunjung ke perpustakaan sangat terbatas karena jam istirahat hanya 15 menit. Jam istirahat hanya dimanfaatkan peserta didik untuk jajan ke kantin, 2) banyak buku pelajaran yang dipinjamkan kepada peserta didik malah ditinggal di laci meja sekolah, 3) peserta didik lebih membaca sms, chatting di FB, twitter, WA, line, atau media sosial lainnya, 4) pelayanan yang kurang menarik, dan 5) perpustakaan jauh dari kelas dan peserta didik.

Dalam rangka menyukseskan program Gerakan Literasi Sekolah diperlukan terobosan baru dengan mengadakan program “KERAMBA” (Keranjang Baca). Program ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

  1. Dimulai dengan penyediaan keranjang buah bekas yang diberi nama “KERAMBA” (Keranjang Baca) SMP Negeri 1 Mayong.
  2. Keranjang tersebut diisi dengan 60 buku perpustakaan atau lebih yang telah dipersiapkan oleh petugas perpustakaan.
  3. KERAMBA” tersebut dilengkapi dengan buku daftar peminjam setiap kelas.
  4. Selanjutnya “KERAMBA” dikelola oleh pengurus kelas yang terdiri atas pengurus kelas.
  5. Setiap peserta didik mendapatkan kartu baca yang didalamnya berisi judul buku, nilai, dan validasi wali kelas.
  6. Ketika peserta didik meminjam buku, ketua kelas mencatat dalam daftar peminjam dan kartu baca.
  7. Peserta didik kemudian membaca. Bila belum selesai membaca buku yang dipinjam, peserta didik diperbolehkan membawa pulang buku yang dipinjam.
  8. Setelah selesai membaca, peserta didik diwajibkan membuat resume dari buku yang telah dibaca.
  9. Hasil meresume ditulis tangan pada selembar kertas folio.
  10. Selanjutnya dimasukkan dalam snellechter.
  11. Kemudian diserahkan kepada wali kelas untuk divalidasi dengan cara ditandatangani.
  12. Dalam setengah semester peserta didik diwajibkan membaca 5 buku sebagai syarat untuk mengikuti ulangan tengah semester. Satu semester peserta didik diwajibkan membaca buku sebanyak 10 buku sebagai syarat untuk mengikuti ulangan semester. Selama satu tahun peserta didik akan membaca 20 buah buku. Jadi, selama tiga tahun saat peserta didik lulus ditargetkan membaca buku sebanyak 60 buah buku.
  13. Setiap dua bulan “Keramba” digeser ke kelas lain. Begitu seterusnya sehingga menu buku selalu fresh sehingga peserta didik tidak jenuh dengan menu buku yang ada.

Dengan Gerakan Literasi Sekolah “KERAMBA” (Keranjang Baca) buku yang terbaca oleh peserta didik sekitar 52.800 judul buku setiap tahun. Pembaca buku terbanyak mendapatkan reward setiap semester. Pada saat kelulusan setiap peserta didik mendapatkan sertifikat penghargaan literasi. Hal ini sangatlah membanggakan siswa.

Penulis adalah Kepala SMP Negeri 1 Mayong