WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Lembaga Pengembangan Tehnologi Pedesaan (LPTP) Surakarta, yang merupakan lembaga pelaksana program corporate social responsibility (CSR) PT Aqua Danone, melakukan evaluasi kegiatan yang telah berjalan dan perencanaan program di masa yang akan datang.
Evaluasi kegiatan LPTP Surakarta dilakukan dengan mengunjungi program Tanggap Gizi dan Kesehatan Anak Stunting (Tangkas) dan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dahsat) di Desa Surengede Kejajar Wonosobo.
Kunjungan lapangan juga dilakukan di lahan konservasi tanaman kopi di Desa Mlandi Garung dan Kampung Sayur Organik di Desa Blederan Mojotengah. Usai dilakukan kunjungan ke lokasi program dilanjutkan diakusi bersama untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan.
Kepala Desa Surengede Kejajar Ahmad Fauzi mengakui program Tangkas dan Dahsat sangat berperan dalam menurunkan angka stunting di desanya. Upaya mengatasi kasus gizi buruk di Desa Surengede sebenarnya sudah dilakukan sejak dulu. Namun hasilnya belum maksimal.
“Ke depan saya berharap, program Tangkas dan Dahsat tidak berhenti sekadar melalui pemberian gizi sehat dan seimbang bagi balita, Ibu hamil dan Ibu menyusui. Tapi harus ada upaya edukasi yang berkelanjutan untuk mencegah kasus stunting terus terjadi,” ujarnya.
Kepala Bagian Humas dan CSR PT Tirta Investama Aqua Danone, Basuki Rahmat menyampaikan terima kasih atas dukungan warga dan pendampingan dari LPTP Surakarta. Sehingga program pengentasan kemiskinan, stunting dan konservasi lahan bisa berjalan dengan baik.
Lahan Konservasi
Pengelola Kelompok Tani Kopi Desa Mlandi Garung Istangin mengakui program konservasi lahan melalui penanaman bibit kopi sangat penting untuk kelestarian alam dan lingkungan. Apalagi program tersebut diarahkan ke wilayah tangkapan air.
“Program konservasi lahan setidaknya, punya dua keuntungan. Yakni dari sisi lingkungan maupun ekonomi. Penanaman pohon kopi di lahan pegunungan bisa menahan laju erosi tanah. Selain itu, juga bisa menguntungkan secara ekonomi bagi para petani,” ujarnya.
Karena itu, pihaknya berharap pendampingan dari LPTP Surakarta dan PT Aqua Danone bisa terus dilanjutkan. Saat ini lahan yang ditanami bibit kopi masih terbatas. Namun ke depan harus ada upaya untuk meluaskan lahan di lereng pegunungan untuk ditanami kopi.
Pengelola Kampung Sayur Organik Desa Blederan Ida Indriawati mengatakan warga sangat senang dengan upaya pembentukan Kampung Sayur Organik berbasis pekarangan. Sebab lahan yang semula tidak dimanfaatkan bisa disulap menjadi kebun sayur potensial.
“Kampung Sayur Organik di sini juga telah jadi destinasi wisata agro. Lokasi kebun sayur di Desa Blederan yang masuk wilayah lintasan wisata ke Dieng cukup strategis. Berkat Kampung Sayur Organik, Kelompok Wanita Tani (KWT) setempat juga pernah mendapatkan penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI,” ungkapnya.
Pihak LPTP Surakarta meminta penerima manfaat program pengentasan stunting di Surengede Kejajar dan konservasi lahan di Mlandi Garung serta Blederan Mojotengah memberikan kritik dan masukan demi program ke depan. Sebab kritik dan masukan dari warga sangat penting bagi perbaikan program selanjutnya.
Muharno Zarka