SEMARANG (SUARABARU.ID)– Wakil DPD RI asal Jawa Tengah, Dr Abdul Kholik SH MSi, mengatakan, permasalahan wanita atau perempuan di Indonesia sangatlah kompleks. Mulai dari kesetaraan gender, KDRT, politik hingga KB, mewarnai pola pembangunan perempuan di Tanah Air.
Hal itu seperti yang disampaikan dia, saat memberikan sambutannya dalam rangka memperingati Hari Ibu, dalam diskusi dengan tema ‘Rembuk Perempuan Untuk Pembangunan Jawa Tengah’. Dalam acara yang digelar di Aula Pertemuan DPD RI, Jalan Imam Bonjol, Semarang, Rabu (14/12/2022).
Senator wakil Jateng ini, kemudian mengundang beberapa perwakilan organisasi wanita yang ada di Kota Semarang, untuk kemudian menyerap aspirasinya. Mereka yang hadir di antaranya, perwakilan PW Aisiyah, Tim Penggerak PKK, PW Muslimat, Iwapi, LDII dan Jurnalis Perempuan (Jupe).
BACA JUGA: Pemdes Tegalsambi Mendapat Bantuan 10 Ribu Bibit Ikan Nila
”Kami sangat mengapresiasi upaya yang telah dilakukan banyak organisasi wanita yang ada ini, demi meningkatkan pembangunan wanita untuk kemajuan Jateng. Saat ini memang diperlukan sebuah tindak lanjut, khususnya penanganan masalah perempuan agar bisa menjadikan rekomendasi kepada pemerintah,” kata Abdul Kholik, dalam keterangannya usai acara.
Menurut dia, perlu juga digiatkan kembali usaha-usaha ekonomi perempuan, agar bisa diajukan ke pemerintah, terkait permodalan. Dan untuk mewujudkan semua itu, butuh dukungan dari semua pihak,” terang dia.
Sementara itu, dalam diskusi terlontar beberapa permasalahan wanita dan kendala-kendala yang dihadapi selama ini. Seperti yang disampaikan perwakilan LDII, yang menyebutkan, Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP), sangatlah bagus diterapkan.
BACA JUGA: Antisipasi Krisis Energi, IESR Luncurkan IETO 2023
Dikatakan dia, saat ini yang masih dibutuhkan salah satunya adalah, program jambanisasi. Menurutnya, diperlukan sebuah kedisiplinan dan pembangunan karakter untuk semua orang, agar BAB di tempat yang sewajarnya.
Sedangkan perwakilan Iwapi menyampaikan, selama ini anggotanya telah berupaya memiliki usaha sendiri, untuk membantu perekonomian keluarga. Selain itu, kegiatan sosial juga rutin dilakukan, seperti kunjungan ke rumah panti lansia, dan mengikuti pelatihan Usaha Mikro Kecil Menengah.
Pada kesempatan itu juga, perwakilan Jupe menyatakan, perlunya upaya untuk menumbuhkembangkan kesadaran atas ketidakadilan gender, yang ada di masyarakat. Ini perlu disosialisasikan pencegahannya, selain sosialisasi penanganan masalah KDRT.
”Kami juga berharap, digiatkannya kembali generasi perempuan muda yang mau peduli dan kreatif, dalam hal menulis,” ungkap Ida, yang menjadi juru bicara Jupe.
Riyan