blank
Foto hasil screenshot yang diambil dari rekaman video viral di Medsos. Yakni informasi hoax kemunculan Harimau Jawa di Gunung Pegat, Wonogiri.(Dok.Humas Polres Wonogiri)

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Beredar video yang diviralkan oleh nitizen tentang kemunculan Harimau Jawa(Panthera tigris sondaica) melintas di Gunung Pegat Wonogiri. Video tersebut dilengkapi narasi: ”Sing medal Gunung Pegat ngatos-atos, mbahe liwat (Yang lewat Gunung Pegat berhat-hati, harimau lewat).”

Menanggapi dampak video yang viral di medsos itu telah meresahkan masyarakat, Kapolres Wonogiri AKBP Dydit Dwi Susanto melalui Kasubsi Penmas Humas Polres Aiptu Iwan Sumarsono, semalam, memberikan penegasan: ”Itu hoax (informasi yang dibuat-buat atau direkayasa) yang diviralkan oleh orang iseng.”

Dari penelusuran dan uji penyelidikan melalui IT, video tersebut terlihat editan. Sebab dalam video terlihat sinar hijau yang merupakan flashback pantulan dari sebuah video/film yang sedang diputar lalu di shoot ulang.

Itu merupakan rekaman video di Prindapan, India. Yang keberadaannya banyak ditemukan di Negara ‘Ahimsa’ Mahatma Gandhi tersebut.

Namun kemudian itu direkayasa dengan dilengkapi narasi hoax tentang kemunculan harimau (mbahe) di Gunung Pegat Wonogiri. Akun pengunggah video berdurasi 15 detik itu, menyebut lokasi penampakan harimau itu berada di Gunung Pegat Wonogiri, Jawa Tengah.

Unggahan tersebut pada Tanggal 5 Desember 2022 lalu, telah disukai lebih dari seribu kali, diunggah ulang hingga hampir 400 kali, dan mendapatkan komentar dari lebih dari 380 pengguna medsos.

Pengantin Baru

Gunung Pegat merupakan kawasan hutan perbukitan yang terbelah oleh ruas jalan antarprovinsi Wonogiri (Jateng)-Pacitan (Jatim). Letaknya sekitar kilometer 25 dari Wonogiri. Kalau malam suasananya terasa sepi dan gelap, karena tidak ada fasilitas Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU).

Menurut mitos yang berkembang di masyarakat, pasangan pengantin baru (sebelum 35 hari dari pernikahannya) pantang untuk melintas Gunung Pegat. Karena dalam mitosnya, disebutkan dapat berdampak buruk, yakni bercerai.

Dari beberapa sumber referensi, disebutkan, Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica) adalah subspesies macan yang hidup terbatas di Pulau Jawa. Keberadaannya diprediksikan telah punah di sekitar Tahun 1990-an, akibat perburuan dan perkembangan lahan pertanian yang berdampak mengurangi secara drastis area habitatnya.

Hasil survei yang dilakukan selama 12 bulan (1999-2000) di Taman Nasional Meru Betiri, Jatim, tidak lagi menemukan keberadaan Harimau Jawa. Tapi Tahun 2008 di Taman Nasional Gunung Merbabu, ditemukan mayat korban dimangsa Harimau Jawa. Warga mengklaim masih melihat kemunculan Harimau Jawa di Merbabu.

Tahun 2009, warga Magetan, Jatim, melihat ada induk Harimau Jawa beserta dua anaknya berkeliaran di dekat desa lereng Gunung Lawu. Tahun 2020, warga di dekat Gunung Wilis, Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung, Jatim, mengklaim masih melihat penampakan harimau loreng dan menemukan sisa bangkai hewan yang dimangsanya.

Bambang Pur