SEMARANG (SUARABARU.ID)- Rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, Semarang, Dr Ferdinandus Hindiarto SPsi MSi, mengatakan, pihaknya bermitra dengan Gerakan Masyarakat (Gema) Perhutanan Sosial, guna melakukan berbagai kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat.
Kali ini kerja samanya mengangkat topik, Pengembangan Start Up Perhutanan Sosial Untuk Peningkatan Kapasitas dan Kesejahteraan Petani Perhutanan Sosial. Kegiatan ini sendiri mendapatkan hibah Matching Fund Kedaireka 2022, dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
”Salah satu program strategis presiden untuk penyelesaian konflik agraria adalah, dengan diterbitkannya hak pengelolaan hutan negara, dengan skema perhutanan sosial. Perhutanan sosial memiliki peran besar dalam mengangkat kesejahteraan petani hutan,” kata Ferdinand.
BACA JUGA: Pesilat Kota Semarang Dominasi Pra-Porprov Jateng
Dia menyampaikan hal itu dalam kata sambutannya, sesaat sebelum dilakukannya diskusi ‘Peluncuran Start-Up Dan Sistem Tata Kelola Kehutanan Sosial’, yang digelar di Hotel Aruss, Semarang, Senin (5/12/2022).
Menurut dia, pihaknya bersama Gema Perhutanan Sosial, berniat untuk mengembangkan start-up, agar hasil pertanian dan perhutanan dapat dikelola secara profesional. Sehingga hasilnya dapat dirasakan petani hutan secara lebih baik.
Sementara itu, Ketua Gema PS, Siti Fikriyah SH MSi, menyampaikan, selama ini pihaknya memiliki kesulitan dalam pengelolaan produksi, proses rantai pasokan logistik, pelaporan keuangan, distribusi, pemasaran dan penjualan produk petani.
BACA JUGA: Tuntut Tali Asih, Mantan Penyelenggara Pemilu Gugat Presiden dan KPU Pusat
Pengembangan start-up perhutanan sosial ini, diharapkan akan meningkatkan komersialisasi, ekspansi, kapasitas dan kesejahteraan petani hutan sosial.
”Tujuan umum dari rangkaian kegiatan ini adalah, mengembangkan start-up untuk perhutanan sosial, guna meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan petani perhutanan sosial. Produk hasil perhutanan sosial sebenarnya sangat besar, dan berpotensi meningkatkan taraf hidup petani,” sebut dia.
Sedangkan Linggar Yekti Nugraheni SE MCom Akt PhD CA, selaku Ketua Tim Kedaireka menyebutkan, program dari Kemendikbudristek ini, kemudian dikembangkan Unika bekerja sama dengan Gema Perhutanan Sosial. Kolaborasi ini berupaya mengolah lebih dari 35 ribu lahan perhutanan sosial, dan memiliki ribuan anggota.
BACA JUGA: Peringati Hari Disabilitas Internasional, PJ Bupati Jepara: Beri Ruang dan Akses Setara
”Kami juga berusaha membangun kolaborasi secara lebih serius dengan Gema PS, untuk membentuk unit bisnis. Kami ingin membenahi jalur distribusi yang terlalu panjang, dan seringkali melibatkan tengkulak,” tuturnya.
Anggota Tim Kedaireka, Robertus Setiawan Aji N ST MComIT PhD, menambahkan, solusi inovasi yang ditawarkan Unika, dengan mengembangkan start-up perhutanan sosial juga adanya dukungan teknologi terintegrasi yang berbasis web. Teknologi itu meliputi, teknologi tata kelola produksi dan pemasaran, alur logistik, pelaporan keuangan dan Point of Sale (PoS).
”Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan sistem supply chain dan start up Perhutanan Sosial kepada masyarakat luas, baik para stakeholder, pemerintah, akademisi maupun mahasiswa,” tukas dia.
Riyan