Oleh : Nurhidayati, S.Pd
Pembelajaran yang berpihak pada peserta didik merupakan salah satu indikator terwujudnya merdeka belajar. Karena itu , pemahaman konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) menjadi faktor penting dalam mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik.
Oleh karenanya, guru perlu meningkatkan kemampuannya untuk dapat melaksankan peran pentingnya. Termasuk juga penguasaan terhadap pembelajaran sosial emosional.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, guru harus dapat menumbuhkan nilai dan perannya sehingga pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dapat tercapai diantaranya tercipta rasa aman, nyaman dan bahagia bagi peserta didik.
Hal ini sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) yaitu menuntun segala kodrat anak agar mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya sehingga anak menemukan kemerdekaan dalam belajarnya.
Dengan pembelajaran sosial emosional guru dan peserta didik dapat mengenali, memahami emosi masing-masing yang dirasakan sehingga dapat mengontrol diri dan dapat menciptakan iklim budaya positif disekolah dengan baik.
Pembelajaran sosial emosional dapat dilakukan dengan beberapa tehnik antara lain : identifikasi perilaku peserta didik, mengidentifikasi pengetahuan awal, berbicara antara guru dan peserta didik sebelumnya. Sehingga guru dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas sesuai tingkat kesiapan, minat dan profil belajar peserta didik.
Teknik ataupun strategi yang diterapkan dengan rutin, sesuai protokol dan diintegrasikan ke dalam mata pelajaran, satu teknik yang dapat diterapkan yaitu pembelajaran sosial emosional dengan berbasis Kesadaran Penuh (mindfulness), Kesadaran penuh itu sendiri dapat diartikan sebagai kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja/sadar pada kondisi saat sekarang dan telah tertanam dalam diri manusia secara alami tanpa perlu diajarkan ataupun ditumbuhkan.
Salah satu Praktik Kesadaran Penuh diantaranya dengan menggunakan tehnik STOP. Teknik ini dapat dilakukan kapan saja, dimana saja dan tanpa membutuhkan peralatan. Teknik STOP (Stop, Take a breath, observe, Proceed) yaitu: berhenti sejenak, ambil nafas dalam, amati sensasi pada tubuh, perasaan, pikiran dan lingkungan, tahapan yang terakhir yaitu selesai dan lanjutkan.
Guru dapat memilih teknik pembelajaran sosial emosional sesuai tujuan pembelajaran, kebutuhan siswa, jenjang pendidikan serta dapat mengkombinasikan beberapa teknik pembelajaran sosial emosional sesuai strategi,metode dan kreativitasnya.
Penuis adalah Guru SD Negeri 4 Muryolobo Nalumsari Jepara