JEPARA (SUARABARU.ID)- Kemelut yang ada di tubuh Yayasan Rumah Sakit Islam (YARSI) Sultan Hadlirin Jepara semakin memanas. Pasalnya, mediasi yang pernah dilakukan pada 15 November 2022 yang lalu di ruang Command Center Setda Jepara belum bisa dianggap selesai.
Ancaman mogok sejumlah karyawan RSI Sultan Hadlirin yang sempat disampaikan beberapa waktu yang lalupun ternyata bukan hanya isapan jempol belaka. Terkait hal tersebut, Kalangan Serikat Pekerja RSI Sultan Hadlirin Jepara memberi batas waktu maksimal tiga hari kepada Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta agar mengakomodir tujuh aspirasi yang disampaikan saat aksi keprihatinan yang digelar Rabu (30/11/2022).
Menurut mereka hal ini dilakukan sebagai upaya mengawal amanah lslah pada tanggal 15 November 2022. Selain itu agar hasil lslah sesuai dengan kemaslahatan karyawan RSI Sultan Hadlirin Jepara.
“Tiga hari itu terhitung sejak hari ini. Saya dan karyawan RSI akan sowan ke pendopo kalau aspirasi ini tidak ditanggapi,” kata Ketua Umum Serikat Pekerja RSI Sultan Hadlirin Bondhan Siwi Digdo usai aksi keprihatinan
Karyawan RSI juga siap menggelar aksi turun jalan hingga ke kantor Pemprov Jawa Tengah. Hal ini juga bakal dilakukan jika aspirasi mereka tidak kunjung ditindaklanjuti Pj Bupati Jepara.
“Surat tembusan aksi kita hari ini sebenarnya juga kita kirimkan ke Gubernur Jateng. Ini serius karena aksi ini demi kebaikan RSI Sultan Hadlirin,” jelasnya.
Sedianya, usai aksi keprihatinan dan istighosah bertajuk “Mengetuk Pintu Langit”, para karyawan RSI langsung menggelar demo di kantor Bupati Jepara. Namun aksi itu urung dilakukan karena Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta lebih dulu hadir di RSI Sultan Hadlirin.
Dalam kesempatan itu, Edy Supriyanta berbincang dengan Direktur RSI dr Gunawan dan para karyawan yang menggelar aksi. Ia juga sempat meninjau berbagai layanan kesehatan yang ada di RSI Sultan Hadlirin. Ia juga berbincang dengan sejumlah pasien yang dirawat di rumah sakit itu.
“Alhamdulillah tidak ada kendala apapun. Semuanya berjalan lancar dan tidak ada masalah,” ujarnya.
Soal aspirasi terkait jumlah dewan pembina, Edy Supriyanta menegaskan hal itu sudah diakomodir. Dengan kata lain, jumlah dewan pembina nanti sebanyak lima orang.
Ia juga menegaskan jika saat ini sudah tak ada masalah terkait keuangan RSI Sultan Hadlirin. Sebab tiga rekening yang sebelumnya sempat dibekukan sudah dibuka lagi sehingga bisa digunakan untuk membiayai operasional rumah sakit. Termasuk membayar gaji dan intensif karyawan RSI Sultan Hadlirin.
“Kami komitmen persoalan ini segera diselesaikan. Kalau untuk pengurus dan pengawas rumah sakit memang belum tapi akan kami rampungkan. Tinggal nanti komposisinya dicari yang terbaik,” tandasnya.
ua