blank

JEPARA (SUARABARU.ID) – Kota yang dikenal sebagai tempat para pahlawan perempuan ini akhirnya memiliki Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) seorang perempuan. Ia adalah IPTU Sri Retno Biyanti, SH yang sebelumnya menjabat sebagai Kaurbin Operasi Satlantas Polres Jepara yang dijabatnya sejak tahun 2019.

Dalam serah terima jabatan yang dipimpin oleh Kapolres Jepara AKBP Warsono, Selasa (29/11-2022), IPTU Sri Retno Biyanti mendapatkan kepercayaan sebagai Kapolsek Tahunan menggantikan AKP Suyitno yang mutasi sebagai Kapolsek Mlonggo.

blank

Sri Retno Biyanti yang akrab disapa Bu Retno ini mengawali karier dan pengabdiannya sebagai Bayangkara Negara tahun 1989/1990 dengan pangkat Sersan Dua setelah usai menjalani pendidikan di Sebapolsukwan di Sepolwan Ciputat, Jakarta Selatan.

Pertama kali perempuan kelahiran Demak 19 Juni 1969 ini ini mendapatkan tugas di Polda Kalselteng. Walaupun jauh dari orang tua, ia tetap sangat senang dan menjalani tugas dengan penuh tanggung jawab. Sebab pengabdian sebagai seorang polisi adalah cita-citanya sejak kecil. Ia tahun 2001 kemudian pindah ke Polda Jateng, tepatnya di Polres Jepara.

Dari pernikahannya dengan Kumija, SH yang saat itu juga anggota polisi tahun 1993, ia dikaruniai tiga anak, Ervan Pratama Widi Nugraha, Krida Tanti Kusuma Rini dan Kurnia Dewi Puspita Sari. “Dukungan keluarga sangat sangat besar. Selalu ada doa terbaik dari suami dan anak-anak untuk kelancaran, kesuksesan dan keselamatan dalam melaksanakan amanah, kepercayaan serta tugas yang diberikan pimpinan saya,” ujarnya daam wawancara khusus dengan SUARABARU.ID.

Kebahagiaan dan Tantangan

Menjadi Kapolsek perempuan pertama di jajaran Polres Jepara dan ditugaskan sebagai Kapolsek Tahunan bagi Sri Retno Biyanti adalah sebuah kebanggaan dan sekaligus tantangan. Sebab di Tahunan terdapat patung tiga 3 tokoh pejuang perempuan Jepara yang menjadi awal tonggak lahirnya emansipasi dan perjuangan wanita di Indonesia.

Menurut Sri Retno Biyanti, Ratu Shima, Ratu Kalinyamat dan RA Kartini memiliki makna besar bagi pengabdiannya sebagai seorang polisi wanita. “Beliau menjadi salah satu inspirator pribadi saya. Juga tentunya bagi seluruh masyarakat Kabupaten Jepara dan bahkan Indonesia,” ujarnya. Sebab pada masanya, beliau-beliau adalah perempuan pejuang bangsa yang memiliki peran besar.

“Karena itu sebagai polisi wanita dan perempuan saya harus mampu memberikan dedikasi dan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat serta dapat mendampingi masyarakat dan stake holder untuk bersama sama menjaga kondusifitas wilayah Kabupaten Jepara yang aman, tertib dan kondusif,” ujarnya.

Ketika ditanya tentang apa yang akan dilakukan, bu Retno mengaku akan melaksanakan program dan kebijakan pimpinan. “Baik dari Bapak Kapolres, bapak Kapolda sampai dengan Bapak Kapolri yaitu meraih kembali kepercayaan masyarakat melalui kinerja, pelayanan serta senantiasa hadir di tengah tengah masyarakat sebagai wujud Polri yang Presisi,” ungkapnya.

Ketika ditanya tantangan yang mungkin saja dihadapi sebagai seorang Kapolsek, bu Retno mengungkapkan, tantangan pasti ada di setiap wilayah tugas, demikian pula di wilayah Tahunan mulai gangguan Kamtibmas, kamseltibcarlantas serta hal hal lain.

“Namun saya meyakini bahwa melalui arahan dan petunjuk Bapak Kapolres, kerjasama, komunikasi dan koordinasi yang baik antara forkopimcam, stake holder bersama seluruh masyarakat kendala maupun hambatan lain dapat teratasi serta program program yang telah direncanakan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan target yang ditetapkan pimpinan,” terangnya.

Menjadi seorang Kapolsek wanita sekaligus ibu rumah tangga merupakan anugrah serta tantangan yang sangat luar biasa. “Komitmen saya, insyaallah akan senantiasa berjalan beriringan, tugas sebagai ibu rumah tangga yang merupakan kodrat saya sebagai perempuan yang harus dipertanggungjawabkan. Selanjutnya tugas menjadi seorang Kapolsek merupakan amanah yang harus saya pegang teguh sebagai wujud profesionalitas sebagai anggota Polri,” tegasnya.

Hadepe